Sabtu, 04 Mei 2019

Kelompok_4_Ekologi Hewan dan Tumbuhan


MAKALAH
EKOLOGI  HEWAN DAN EKOLOGI TUMBUHAN



NAMA KELOMPOK :
FLAVIANA LENDES    1886206025
JELFINI                          1886206026
ELISTINA                       1886206023
SRIRAHAYU                  1886206052

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
 UNIVERSITAS WIDIA GAMA MAHAKAM SAMARINDA
2018/2019



KATA PENGANTAR
Segalah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan   rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “ Ekologi Hewan dan Tumbuhan” . makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kulia Konsep Dasar Biologi.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :
1.                  Bapak  Afdal, S.Pd., M.Pd  selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar Ipa Biologi.
2.                  Rekan-Rekan satu kelompok yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
 Kami menyadari bahwa dalam penyusunan  makalah ini jauh lebih sempurna, baik dari segi penyuisunan, Bahasa,  ataupun penulisnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dosen mata kuliah guna menjadi acuhan dalam bekal  pengalaman bagi untuk lebih baik dimasa yang akan datang.













DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................
A.Latar Belakang.............................................................................................................
B.Batasan Masalah.......................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................................
A.Pengertian Ekologio Hewan Dan Ekologi Tumbuhan.................................................
B.Peranan Ekologi Bagi Manusia....................................................................................
C.Pemodelan Dan Pendekatan Dalam Ekologi...............................................................
D.Aplikasih Konsep Ekologi  Hewan..............................................................................
E. Hewan Dan Lingkungannya.......................................................................................
F. Intraspesifik Dan Interspesifik....................................................................................
G. Hukum Toleransi Shelford..........................................................................................
H. Konsep Adaptasi........................................................................................................
I. Ekologi Tumbuhan.......................................................................................................
J. EKologi Pertanian........................................................................................................
K. Ekologi Hutan.............................................................................................................             BAB III PENUTUP.......................................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A.             Latar Belakang
       Beberapa ahli ekologi mendefenisikan Ekologi yaitu Odum ( 1963 ) ,  Ekologi  diartikan sebagai totalitas atau pola hubungan antara makhluk dengan lingkungannya. Secara umum  Ekologi sebagai salah satu cabang ilmu  biologi yang mempelajari interaksi atau hubungan pengaruh mempengaruhi dan saling ketergantungan antara organisme dengan lingkungannya baik secara langsung maupun tidak lansung terhadap kehidupan makhluk hidup itu. Lingkungan tersebut artinya segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup yaiyu lingkungan biotik maupun abiotik.
      Hal-hal yang dihadapi dalam ekologi sebagai suatu ilmu adalah organisme , kehadiran dan tingkat kelimpahanya disuatu tempat serta faktir-faktor dan proses-proses penyebabnya. Dengan demikian definisi-definisi  tersebut jika dihubungkan dengan ekologi hewan dapat disimpulkan bahwa ekologi hewan adalah suatu cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi-interaksi antara hewan dengan lingkungan biotik dan abiotic secara langsung maupun tidak langsung meliputi sebaran ( distribusi ) maupiun tingkat. Kelimpahan hewan tersebut.
      Ekologi hewan adalah pemahaman mengenai aspek-aspek dasar yang melandasi kinerja hewan-hewan sebagai individu populasi, komunitas ekosistem yang ditempatinya , meliputi pengenalan pola proses interaksi serta factor penting yang menyebabkan keberhasilan maupun ketidakberhasilan organisme-organisme dan ekosistem-ekosistem itu dalam mempertahankan keberadaanya. Berbagai factor dan proses ini merupakan informasih yang dapat dijadikan dasar dalam menyusun permodelan, peramalanya dan penerapan bagi kepentingan manusia, seperti habitat, distribusi dan kelimpahanya, makananya , prilaku ( behavior ) dan lain-lainnya. Setelah semuanya telah dipahami dengan pengamatan dan penelitihan yang cermat dan teliti, maka pengetahuan itu dapa kita manfaatkan misalnya dalam menjaga kelestarianya dialam dengan menjaga keutuhan lingkungan, habitat alaminya , memprediksi kelimpahan populasinya kelak, menganalisis perannya dalam ekosistem, membudidayakan serta kegiatan lainnya dengan mengoptimalkan kondisi lingkunganya menyerupai habitat aslinya. Adapun ruang lingkup ekologi hewan dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu; Synekologi dan Autekologi. Synekologi adalah materi bahasan dalam kajian atau penelitihannya ialah komunitas dengan berbagai interaksi antara populasi yang terjadi dalam komunitas tersebbut. Contohnya mempelajari atau menelitih tentang distribusi dan kelimpahan jenis ikan tertentu didaerah pasang surut . Autekologi adalah kajian atau penelitihan tentang species , yaitu mengenai aspek-aspek ekologi dari individu-individu atau populasi suatu species hewan. Contohnya adalah menelitih atau mempelajari tentang seluk beluk kehidupan lalat buah ( Drosophila SP. ), mulai dari habitat makanan , fekunditas ,reproduksi, prilaku, respond an lain-lain.  Menurut Ibkar-Kramadibrata ( 1992 ) dan sucipta (1993), secara garis besar pokok Bahasa dalam ekologi hewan mencakup hal berikut;
a.       Masalah distribusi dan kelimpahan populasi hewan secara local dan regional, mulai tingkat relung ekologi, microhabitat dan habitat, komunitas sampai biogeografi atau penyebaran hewan dimuka bumi.
b.      Masalah pengaturan fisiologis, respon serta adaptasi structural maupun prilaku terhadap perubahan llingkungan.
c.       Prilaku dan aktifitas hewan dalam habitatnya.
d.      Perubaha-perubahan secara berkala( harian, musiman, tahunan dsb ) dari kehadiran , aktivitas dan kelimpahan populasi hewan.
e.       Dinamika populasi dan komunitas serta pola interaksi-interaksi hewan dalam populasi dan komunitas.
f.       Pemisahan-pemisahan relung ekologi, species dan ekologi evolusioner.
g.      Masalah produktivitas skunder dan ekoenergetika .
B.                 Peranan Ekologi Bagi Manusia
       Manusia adalah organisme heterotof di bumi. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju menyebabkan manusia mengeksplorasi ,mengelolah dan memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga dengan mudah mengubah kondisi lingkungannya sesuai keinginannya .
Makin meningkatnya pemanfaatan sumberdaya yang diperlukan manusia telah menyebabkan makin menciutnya luas lingkungan alami dan makin bertambahnya lingkungan buatan akibat kegiatan manusia tersebut adalah pencemaran lingkungan oleh limbah buangan industri ,kelangkaan dan kepunahan spesies berbagai organisme, terjadinya perubahan pola cuaca maupun iklim ,semakin lebarnya lubang ozon , timbulnya berbagai jenis penyakit yang berbahaya dan lain-lain manusia kini di hadapkan dengan dua tantangan yaitu menjaga kelestarian ketersediaan sumberdaya dan memelihara kondisi lingkungannya.

Ekologi hewan bagi manusia cukup penting artinya dalam memberi nilai-nilai terapan dalam kehidupan manusia. Manfaat tersebut terutama menyangkut masalah-masalah pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan , kesehatan serta pengelolahan dan konservasi satwa liar.

C.              Permodelan dan Pendekatan dalam Ekologi

Pemodelan ekologi disusun dalam menghadapi berbagai kondisi alam atau lingkungan yang terus menerus berubah atau dinamis. Dalam hal ini manusia dituntut dapat membuat penjelasan terhadap fenomena-fenomena alam untuk memperoleh manfaat bagi kepentingan hidupnya maupun meramalkan kejadian yang mungkin akan terjadi guna menghindari efek buruknya bagi manusia
Model Ekologi pada dasarnya adalah suatu forumulasi matematika sebagai bentuk penerjemah fenomena ekologi yang sebenarnya dan telah disederhanakan.dalam ekologi hewan salah satu kendala yang sulit adalah pengukuran, metode adan teknik pengamatan. Hal ini disebabkan oleh sifat hewan yang senantiasa bergerak dan berpindah-pindah baik secara liar maupun jinak. Biasanya menyangkut penentuan kelimpahan dan perilaku hewan yang diteliti, ukuran tubuh mulai dari milimikron sampai yang besar dan tinggi, stadia perkembangan, kecepatan dan daya gerak yang berbeda-beda, lingkungan yang ditepati juga berbeda-beda seperti
: habitat daratan, perairan tawar ataupun laut serta keunikan dan kespesfikan perilaku hidupnya termasuk aktivitas dalam sehari.

Metode dan teknik penelitian bukan saja ditentukan oleh hal-hal tersebut diatas, tetapi hal lain yang sangat penting adalah tujuan, sasaran dan manfaat dari penelitian itu. Penelitian ekologi hewan yang bersifat deskriptif ataupun eksperimental dengan data kuantitaif memerlukan desain (rancangan), prosedur kerja serta pengelolahan data secara statistic.

Penelitain eksperimen, pada dasarnya melibatakan dua komponen atau perangkat objek yang diteliti, yakni; perangkat eksperimen (perlakuan) dan control. Perangkat control suatu perangkat objek yang diamati dan kondisinya serupa benar dengan perangkat eksperimen, kecuali da hal-hal tertentu merupakan factor atau proses yang diteliti atau yang diberikan sebagai perlakuan.

       Pada umumnya penelitaian eksperimen dilakukan didalam labotorium yang kondisinya sangat berbeda dengan kondisi lingkungan alami atau kondisi habitat alami yang ditepati hewan yang diteliti. Kondisi lingkungan dalam suatu penelitan labotorium merupakan kondisi yang dapat dikendalikan oleh peneliti, misalnya dibuat sangat berbeda dalam satu atau lebih factor lingkungan dibangdingkan dengan kondisi lingkungan alami atau dibuat. Sedemikain rupa yang sangat mirip dengan kondisi lingkungan alami.

D.                Aplikasi Konsep Ekologi Hewan

       Dalam perkembangannya ekologi telah mengalami versivikasi dengan lahirnya cabang-canbang ilmu ekologi lainnya yang lebih spesifik, dengan materi yang terbatas, khusus dan mendalam yang didasarkan atas kelompok organisme, misalnya : ekologi tumbuhan, ekologi hewan, ekologi parasite, ekologi gulma, ekologi serangga, ekologi burung dan lainnya.

       Ekologi hewan, bahasanya memerlukan pemahaman mengenai aspek-aspek biologi lainnya juga menyangkut matematika dan statistika. Sebenarnya konsep, asas atau pun generalisasi dalam ekologi hewan telah banyak memberikan nilai-nilai terapan yang cukup dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama dalam bidang-bidang pertanian, perkebunan, peternakan , perikanan, kesehartan dan pengelohan maupun konserpasi satwa liar. Penerapan ekologi makin penting dengan semakin diperlukannya upaya-upaya manusia dalam memelihara ketersediaan semberdaya serta kualitas lingkungan hidup yang berkesinambungan.
       Dalam bidang pertanian, perkebunan dan perternakan konsep kisaran toleransi dan factor pembatas serta dalam masalah pengendalian populasi hama dan penyakit (biological control). Dengan konsep ekologi hewan juga telah melandasi penggunan berbagai spesies hewan tertentu sebagai spesies indicator yang menunjukan terjadinya perubahan kondisi lingkungan yang tercemabar atau belum.

       Konsep lain dalam bidang pertanian dan kesehatan hubungan predator mangsa dan parasitoit inang. Dalam upaya dalam meningkatkan hasil produk ikan maupun ternak, pengelohan satwa liat baik yang bersifat insitu (pemeliharaan dihabitat aslinya) maupun eksitu (pemeliharan dilingkungan buatan) seluruhnya berazarkan dan berlandaskan efisiensi ekologi dan azas-azas ekologi.

E.                 Hewan dan Lingkungannya

       Lingkungan hewan adalah semua factor biotik dan abiotic yang ada disekitarnya dan dapat mempengaruhinya. Hewan hanya dapat hidup, tumbuh dan berkembang biak dalam suatu lingkungan yang menyediakan kondisi sumber daya serta terhindar dari factor-faktor yang membahayakan.
       Begon (1996), membedakan factor lingkungan bagi hewan ada 2 kategori, yaitu; kondisi dan sumber daya. Kondisi adalah factor-faktor abiotic yang keadaanya berbeda dan berubah sesuai dengan perbedaan tempat dan waktu.
    Sumberdaya adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh organisme, yang dapat dibedakan atas materi, energi dan ruang. Sumberdaya digunakan untuk menunjukkan suatu factor abiotic maupun biotik yang diperlukan oleh hewan, karena tersedianya di lingkungan berkurang apabila telah dimanfaatkan oleh hewan. Setiap hewan akan bervariasi menurut ruang (tempat) dan waktu. Oleh karena itu setiap hewan senantiasa berusaha untuk selalu dapat berdaptasi setiap perubahan lingkungan. Dalam penyesuaian diri tersebut hanya hewan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang dapat bertahan hidup, sementara yang tidak mampu beradaptasi akan mati atau berimigrasi   bahkan akan punah.
Perubahan lingkuangan terhadap waktu, secara garis besarnya terdiri atas 3, yaitu;
a.                  perubahan terarah, suatu perubahan yang terjadi berangsur-angsur, terus menerus dan progersif dan menuju kesuatu arah tertentu . prosesnya bisa lama. Contohnya mendangkalnya danau Limboto di Gorontalo.
b.                  Perubahan Eratik, suatu perubahan yang tidak berpola dan tidak menunjukan arah perubahannya.
        setiap organisme di muka bumi menepati habitatnya masing-masing. Dalam suatu habitat terdapat lebih dari satu jenis organisme dan semuanya berada dalam satu kominitas. Komunitas menyatu dengan lingkungkan abiotic dan membentuk suatu ekosistem. Dalam ekosistem hewan berinteraksi dengan lingkungan biotik, yaitu hewan lain, tumbuhan serta mikroganisme lainnya. Interaksi tersebut dapat terjadi antar individu, antar populasi, dan antar komunitas. Interaksi tersebut merupakan fungsi ekologis dari suatu ekosistem.
      Interaksi antara individu dapat terjadi antar individu dalam suatu populasi atau berbeda populasi. Misalnya interaksi ayam jantan dengan penjantan lainnya untuk memperebutkan territorial. Antarseekor kucing dangan tikus. Interaksi populasi terjadi antar kelompok hewan dari suatu jenis organisme dengan kelompok lain yang berbeda jenis organisme. Hubungan antar hewan dengan lingkungan biotik terjadi antar organisme yang hidup terpisah dengan organisme yang hidup bersama.
Factor-faktor biotik yang mempengaruhi kehidupan hewan adalah sebagai berikut:
a.                   Kominitas (biocenose) adalah beberapa jenis organisme yang merupakanbsgian dari jenis ekologis tertentu yang disebut ekosistem unit ekologis, yaitu suatu satuan lingkungan hidup yang didalamnya terdapat bermacam-macam mahkluk hidup.dan antar sesamanya dan lingkungan di sekitarnya (abitik) membentuk hubungan timbal  balik yang saling memengaruhi.
b.                  Ekosistem adalah suatu unit lingkungan hidup yang didalamnya terdapat hubungan yang fungsional antar sesama mahklik hidup dan antar mahkluk hidup dengan komponen lingkungan abiotik.hubungan fungsional dalam ekosistem adalah proses-proses yang melibatkan seluruh komponen biotic dan abiotic untuk mengelola sumberdaya yang masuk dalam ekoistem.
c.                   Produsen terdiri dari organisme autotroph, yaitu organisme yang dapat menyusun bahan organic dari bahan organic sebagai bahan makanannya.
d.                  Konsumen adalah komponen biotic yang terdiri dari organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak dapat memanfaatkan energi secara langsung untukmemenuhi kebutuhan energinya.Organisme yang tergolong konsumen adalah;herbivore,yaitu memakan tumbuhan.Misalnya Sapi,kuda,kambing,kerbau,kupu-kupu,belalang dan siput.karnivor, adalah hewan pemakan hewan lain baik herbivore maupun sesama karnivor. Karnivor pada umumnya adalah hewan buas (harimau,singa,ular), dan hewan pemakan bangai(komodo, burung hantu ,dll). Predator juga termasuk sebagai karnivor,ominvor, adalah hewan pemakan segalanya baik tumbuhan maupun hewan yang sudah mati,misalnya kucing , ayam ,musang ,tikus dan lain-lain.Detritivor, adalah organisme yang berperan sebagai pengurai (mikroorganisme) seperti bakteri.
e.                   Predator adalah hewan yang makan hewan lain dengan cara berburu dan membunuh.Contohnya adalah kucing makan tikus,capung makan serangga.
f.                   Parasit, adalah hewan yang hidup pada hewan lain.parasit berupa hewan kecil dan organisme kecil yang termasuk jamur dan bakteri pathogen.
g.                  Parasitoid adalah serangga yang pada fase dewasanya hidup bebas,tetapi pada fase larva berkembang didalam tubuh (telur ,larva dan pupa)serangga lain yang merupakan inangnya.
h.                  Pengurai, adalah organisme yang berperan sebagai pengurai.
i.                    Mikrobivor adalah hewan-hewan kecil yang makan microflora (bakteri dan fungi). Hewan ini berupa protozoa dan nematode.
j.                    Detritivor adalah hewan yang detritus, yaitu bahan-bahan organic mati yang berasal dari tubuh tumbuhan dan hewan.Hewan yang tergolong detritus antara lain; rayap,anjing tanah dan cacing tanah.

F.               Intraspesifik dan interspesifik

Hubungan timbal balik antra dua individu dalam suatu jenis organisme (intraspsifik)dan hubungan antara dua individu yang berbeda jenis  (intrerspesifik).Hubungan-hubungan ini meliputi:
a.                   Kompetisi adalah hubungan antara dua individu untuk memperebutkan satu macam sumberdaya, sehingga hubungan itu bersifat merugikan bagi salah satu pihak. Sumberdaya berupa; makanan, energi dan tempat tinggal. Persaingan ini terjadi pada saat populasi meledak sehingga hewan akan berdesak-desakan disuatu tempat tertentu .
b.                  Limbiosis, Hubungan interspesifik ada yang bersifat simbiosis ada yang non simbiosis.Hubungan simbiosis adaalah hubungan antara dua individu dari dua jenis organisme yang keduanya selalu bersama-sama. Contoh dari  simbiosis adalah Flagellata yang hidup didalam usus rayap.
c.                   Contohnya adalah kupu-kupu dengan tanaman bunga.bunga akan terbantu dalam penyerbukan yang disebabkan terbawanya serbuk sari bunga oleh kaki kupu-kupu dengan tidak sengaja ke bunga yang lain pada saat kupu-kupu mengisap nectar dari bunga tersebut.simbiosis sebagai hidup bersama antara dua individu dari dua jenis organisme,baik yang menguntungkan maupun yang merugikan
d.                  Pemisah kegiatan hidup, peristiwa ini adalah hubungan kompetitif antara satu hewan dengan hewan yang lain dapat berkembang menjadi kegiatan pemisahan hidup(prapation).Misalnya burung Flaminggo mempunyai kaki dan leher yang panjang yang berfungsi dalam hal pengambilan makanannya berupa organisme kecil dan di tempat berlumpur sehingga burung tersebut mudah meraihnya.
e.                   Kanibalisme adalah sifat suatu hwan untuk menyakiti dan membunuh bahkan memakannya terhadap individu lain yang masih sejenis.Contoh belalang sembah betina membunuh belalang jantan setelah melakukan perkawinan.
f.                   Amensalisme,Hubungan antara dua jenis organisme yang satu menghambat atau merugikan yang lain.
g.                                                         Komansalisme,Hubungan antara dua jenis organisme yang satu memberi kondisi yang menguntungkan bagi yang lain sedangkan dirinya btidak terpengaruh oleh kehadiran organisme yang lain itu.
h.                  Mutualisme, Hubungan antara bdua jenis organisme atau individu yang saling menguntungkan tanpa ada yang dirugikan.
Hewan adalah organisme yang bersifat motil, yaitu dapat bergerak dan              berpindah tempat. Gerakanya disebabkan oleh rangsangan tertentu yang berasal        dari lingkungannya. Factor-faktor yang merangsang hewan untuk bergerak adalah makanan, air, cahaya, suhu, kelembaban dan lain-lain.
   Factor lingkungan yang berpengaruh pada kehidupan hewan dibedahkan atas kondisi dan sumber daya. Sumber daya terdiiri atas: Materi adalah bahan-bahan-bahan atau zat yang diperluhkan oleh organisme untuk membangun tubuh. Materi terdiri atas ; zat-zat anorganik ( air, garam-garam mineral) dan zat-zat organic ( tubuh organisme lain atau sisa-sisa tubuh organisme yang sudah mati). Energi adalah daya yang diperluhkan oleh organisme untuk melakukan aktivitas hidup. Ruang adalah tempat yang digunakan organisme untuk menjalankan siklus hidupnya.
    Hewan dan organisme lain mempunyai hubungan yang saling ketergantungan dengan lingkungannya, sehingga timbul hubungan timbal balik antara keduanya. Hubungan timbal balik tersebut meliputi ; Aksi, Reaksi dan Koasi. Lingkungan abiotic hewan meliputi factor-faktor Medium dan Substrat.
    Medium adalah bahan yang secara langsung melingkupi organisme dan organisme tersebut berinteraksi dengan medium, seperti; ikan dalam air. Bagi beberapa jenis hewan, medium merupakan habitatnya.
Beberapa fungsi medium bagi hewan;
1.                  Tempat tinggal misalnya; ikan hidup diair, cacing hidup didalam tanah.
2.                  Sumber materi yang diperluhkan untuk metabolism tubuh, misalnya; hewan darat memperoleh Oksigen dari Udara.
3.                  Tempat membuang sisa metabolism, seperti karbondioksida dan feces.
4.                  Tempat bereproduksi , misalnya , katak pergi keair untuk kawin dan bertelur.
5.                  Menyebarkan keturunan, misalnya; larva ketam air tawar ( megalopa), menyebar diperairan sungai setelah berimigrasi dlaut kearah hulu sungai.
     Setiap medium berbeda komposisi merambatkan panas, sifat  perubahanya sebagai akibat perubahan suhu, tegangan perubahan kekentalan, massa jenis dan tekanan. Substrat adalah permukaan tempat organisme hidup, terutama untuk menetap atau bergerak, atau benda-benda padat tempat organisme menjalankan seluruh atau sebagian hidupnya. Setiap organisme memerluhkan medium, tetapi tidak mempunyai substrat. Hewan air yang bersifat pelagic ( berenang) tidak mempunyai substrat. Medium juga tidak berubah sebagai akibat adanya aktivitas organisme , misalnya tanah padang rumput yang gembur menjadi padat jika digunakan untuk gembala kambing atau kerbau terus-menerus.
Substrat sebagai tempat berpijak, membangun rumah atau kandang dan tempat makanan. Beberapa hewan menggunakan substrat sebagai tempat berlindung , karena warna substrat sama dengan warna tubuhnya, misalnya; bunglon dan belang kayu.
Beberapa factor fisik yang berpengaruh pada kehidupan hewan adalah
1.                  Tanah
Tanah merupakan substrat bagi tumbuhan untuk tumbuh, merupakan medium untuk pertumbuhan akar dan untuk menyerap air dan unsur-unsur hara makanan. Bagi hewan tanah adalah substrat sebagai tempat berpijak dan tempat tinggal , kecuali hewan yang hidup didalam tanah. Kondisi tanah yang berpengaruh terhadap hewan tersebut adalah kekerasannya.

    Factor dalam tanah yang berpengaruh kehidupan hewan tanah antara lain kandungan air ( drainase) kandungan udara ( aerase), suhu, kelembaban serta sisa tumbuhan yang telah lapuk. Jika tanah banyak mengandung air maka oksigen didalam tanah akan berkurang dan karbondioksidanya akan meningkat. Air juga menyebabkan tanah menjadi cepat asam, karena air mempercepatkan pembusukan. Kurangnya oksigen menyebabkan gangguna pernapasan , dan zat-zat yang bersifat asam dapat meracuni hewan.
     Tanah yang terlalu kering menyebabkan hewan dalam tanah tidak mengekstrak air secara normal. Kandungan karbondioksida dalam tanah lebih banyak dari pada diatsmofer. Jika tanah banyak mengandung rongga pertukaran udara antar tanah dengan atsmofir menjadi lancar , karbondioksida dapat keluar sementara oksigen masuk. Rongga-rongga tanah dapat diperbanyak jika dalam tanah tersebut banyak hewan penggali tanah seperti cacing tanah dan anjing tanah.

2.                  Air
     Air sangat menentuhkan kondisi lingkungan fisik dan biologis hewan. Misalnya jika air dalam tubuh hewan akan berubah menjadi dingin atau membeku karena penurunan suhu lingkungan, menyebabkan sel dan jaringan tubuh akan rusak dan metabolisme tidak akan berjalan normal , sebaliknya penguapan air yang berlebihan dalam tubuh hewan menyebabkan tubuh kekurangan air. Hewan dapat dibedahkan atas 3 kelompok ditinjau dari pengaruh air , yaitu ;Hidrosol ( Hydrosoles ) atau hewan air, Mesosol ( Mesocoles ), hewan yang hidup ditempat yang tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering dan Xeroso ( Xerosole ), hewan yang hidup ditempat yang kering karena tingginya penguapan.
Penyebaran dan kepadatan hewan air dilingkungan air ditentuhkan oleh kemampuannya mempertahankan osmotic dalam tubuhnya dan berhubungan dengan kemampuannya untuk bertoleransi dengan salinitas air.
3.                  Temperature
      Temperature merupakan factor lingkungan yang dapat menembus dan menyebar keberbagai tempat. Temperature dapat berpengaruh terhadap hewan dalam proses reproduksi , metabolisme serta aktifitas hidup lainya. Suhu optimum adalah batas suhu yang dapat ditolerir oleh hewan, lewat atau kurang dari suhu tersebut menyebabkan hewan terganggu bahkan menuju kematian karena tidak tahan terhadap suhu.
4.                  Cahaya
   Cahaya dapat mempengaruhi hewan, misalnya warna tubuh, gerakan hewan dan tingkah laku.
5.                  Grafitasi
   Pengaru grafitasi dirasakan oleh hewan sedang berpijak pada substrat yang horizontal. Grafitasi juga berpengaruh pada perbedaan tekanan air dan udara.
6.                  Gelombang arus dan angina
     Kehidupan hewan juga dipengaruhi oleh arus dan angina. Hewan yang hidup dilingkungan air mengalir menghadapi resiko hanyut karena adanya aliran dan arus air. Demikian dengan hewan yang hidup didarat dan udara menghadapi arus angina
7.                  PH
   Pengaru PH terhadap organisme terjadi melalui 3 cara , yaitu; 1) secara langsung, menganggu Osmoregulasi ,kerja enzim dan pertukaran gas direspirasi, 2) tidak langsung, mengurangi kualitas makanan yang tersedia bagi organisme, 3) meningkatakan konsentrasi racun logam berat terutama Ion AI.
8.                  Salinitas
    Salinitas adalah kondisi lingkungan yang menyangkut kosentrasi garam dilingkungan perairan dan air yang terkandung didalam tanah.

G.                Hukum Toleransi shelford
     Setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis, yang merupahkan batas bawah dan batas atas dari kisaran toleransi organisme itu terhadap kondisi factor lingkungan. Apabila organisme terdedah pada suatu kondisi factor lingkungan yang mendekati batas kisaran toleransinya maka organisme tersebut akan mengalami cekaman ( stress). Fisiologis . Organisme berada dalam kondisi kritis.Contohnya,hewan yang didedahkan pada suhu ekstrim rendah akan menunjukkan,kondisi krisis Hipetemia. Apabila kondisi lingkungan suhu yang demikian tidak segera berubah  maka hewan akan mati
      Dalam laboratoruim juga sangat sulit untuk menentuhkan batas-batas kisaran toleransi hewan terhadap suatu  factor lingkungan. Penyebabnya ialah sulit untuk menentuhkan secara tepat kapan hewan tersebut akan mati. Cara yang bisa dilakukan ialah dengan memperhitungakan adanya fariasi individual batas-batas kisaran toleransi itu ditentuhkan atas dasar  terjadinya kematian pada 50% dari jumlah individu setelah diadakan pada suatu kondisi factor lingkungan selama rentang waktu tertentu. Untuk kondisi suhu, misalnya ditentuhkan LT50-24 jam atau LT50-48 jam ( LT=Lethal Temperatur ). Untuk kosentrasi suatu zat dalam lingkungan biasanya ditentuhkan dengan LC 50-X jam ( LC=Lethal Concentration; X dapat 24, 48, 72 atau 96 jam ) dan untuk sesuatu dosis ditentuhkan LD50-X Jam.
      Kisaran  toleransi terhadap suatu factor lingkungan tertentu pada berbagai jenis hewan berbeda-beda. Ada hewan yang kisarannya lebar dalam ( euri ) dan ada hewan yang sempit ( steno ). Kisaran toleransi ditentuhkan secara herediter , namun demikian dapat mengalami perubahan oleh terjadinya proses aklimatisasi ( di alam ) atau aklimasi ( di lab ).
Aklimatisasi adalah usaha manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap kondisi factor lingkungan dihabitat buatan yang baru. Aklimasi adalah usaha yang dilakukan manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap kondisi suatu factor lingkungan tertentu dalam laboratorium.  
   Setiap hewan memiliki kisaran toleransi yang bervariasi, maka kehadiran disuatu habitat sangat ditentuhkan oleh kondisi dari factor lingkungan ditempat tersebut. Kehadiran dan kinerja populasi hewan disuatu tempat mengambarkan tentang kondisi factor-faktor lingkungan ditempat tersebut.
    Beberapa species hewan sebagai species indicator antara lain adalah Capitella capitate (Polycheata) sebagai indicator untuk pencemaran bahan organic.Cacing Tubifex  (Olygochaeta) dan lain-lain.
Kriteria-kriteria species indicator adalah;
Komonitas disebut juga Biocenuse, adalah beberapa jenis organisme yang merupakan bagian dari suatu jenis ekologis tertentu yang disebut ekosistem unit.
H. Konsep Adaptasi
       Perubahan kondisi lingkungan berpengaru terhadap hewan. Hewan mengadakan respon terhadap perubahan kondisi lingkunganya tersebut. Respon tersebut berupa perubahan fisik, fisiologis, dan tingkah laku. Respon hewan tersebut ada yang bersifat reaktif dan ada yang bersifat terpolah , artinya bersalah dari nenek moyangnya.
Adaptasi umumnya diartikan sebagai penyuasaian mahkluk hidup terhadap lingkunganya. Adaptasi menunjukan kesesuaian organisme dengan lingkunganya yang merupakan produk masa lalu.
1.                  Mekanisme Adaptasi
   Sifat yang dimiliki oleh suatu populasi yang ada sekarang merupakan sifat yang diturunkan dari generasi kegenerasi.
   Di alam organisme terkumpul dalam kelompok-kelompok populasi yang diantara anggotanya terjadi hubungan kawin. Setiap kelompok disebut Deme. Deme-deme tersebut ada yang menempati daerah-daerah geografis yang berbeda, misalnya kangguru yang hidup hanya di Australia da di Irian.
    Deme yang menempati daerah geografis khusus itu bisa mempunyai sifat genetic yang berbeda dengan deme yang menempati daerah lain, jika diantara deme-deme itu terjadi isolasi geografis sehingga antar deme tidak dapat terjadi pertukaran informasih genetic.
    Perbedaan sifat genetic dari suatu kiln dengan kiln lain terbentuk dari perbedaan perubahan lingkungan dalam suatu rentangan tertentu, yang disebut gradien ekologik. Perbedaan sifat itu dalam hal bentuk, warna dan lain-lain.Contohnya adalah kupu-kupu biston bitularia yang hidup di hutan jauh dari industri berwarna abu-abu keputihan sesuai dengan warna batang pohon substratnya, tetapi kupu-kupu yang sama hisup di daerah industri di inggris berwarna gelap karena tertutup oleh asap dan jelaga pabrik.
2.      Prinsip-prinsip Adaptasi
   Bagi hewan dan organisme lain sifat adptif sangat penting untuk bertahan hidup pada lingkungan baru atau jika ada perubahan lingkungan habitatnya. Kemampuan hewan dalam beradaptasi dengan lingkungannya berbeda-beda yang dipengaruhi oleh:
3.      Bentuk-bentuk Adaptasi
Sifat-sifat adptif yang dimiliki hewan adalah :
a.                   Adaptasi structural adalah sifat adaptasi yang muncul dalam wujud sifat-sifat morfologi tubuh koma eliputi bentuk dan susunan alat-alat tubuh, ukuran tubuh, serta warna tubuh (kulit dan bulu).
b.                  Adaptasi fisiologis adalah adaptasi yang menyangkut kesesuaian proses-proses fisiologis hewan dengan kondisi lingkungan dan sumberdaya yang ada dihabitatnya.
c.                   Adaptasi tingkah laku adalah respon hewan terhadap kondisi lingkungan dalam bentuk perubahan tingkah blaku.
        Ekologi merupakan cabang ilmu yang berfokus pada interaksi antara organisme dan juga keterkaitannya dengan lingkungan baik itu biotik maupun abiotic. Dalam ekologi, organisme diangap tak bisa terpisah dari elem lainnya sebab perkembangan serta pertumbuhannya bergantung penuh pada organisme juga habitatnya. Salah satu cabang ilmu ekologi adalah ekologi hewan. Adalah suatu cabang ilmu biologi yang secara mendalam mempelajari hubungan timbal blik atau interaksi diantara hewan dan juga lingkungannya mencakup biotik dan juga abiotic secara langsung maupun tak langsung dan meliputi distribusi persebaran maupun tingkatan kelimpahan hewan yang dikaji tersebut
   Focus utama ekologi hewan adalah aspek-aspek mendasar yang menjadi landasan kinerja hewan tersebut sebagai sebuah individu, populasi sehingga komunitas didalam ekosistem yang ia diami.
1.                  Synekologi, merupakan materi pembahasan yang didalam proses kajiannya lebih focus pada hewan sebagai sebuah komunitas dimana didalamnya melibatkan interaksi antara populasi yang satu dengan populasi lainnya
2.                  Auteknologi , adalah pengkajian atau penelitihan dimana seseorang focus pada hean sebagai individu atau spesies .
3.                  Ekologi hewan pada dasarnya mencakup beberapa hal antara lain;
a.                   Masalah persebaran atau distribusi dan juga kelimpahan populasi hewan dalam skala local maupun regional.
b.                  Persoalan pengaturan seacara fisiologis juga respon yang melibatkan adaptasi secara structural maupun kecendrungan prilaku hewan jika terjadi perubahan lingkungan
c.                   Prilaku dan juga aktifitas berbagai hewan dalam lingkup habitatnya.
d.                  Focus pada perubahan-perubahan terjadi secara periodic ( baik itu harian , periodic musiman dan juga tahunan ) dari kehadiran , aktifitas dan kelimpahan populasi hewan.
e.                   Pola dinamika populasi juga komunitas yang melibatkan pola interaksi-interaksi atau hubungan timbal balik antara hewan dalam ebuah populasi dan juga komunitas.
f.                   Pemisahan yang ada didalam rellung ekologi, sekelas spesies dan juga ekologi evolusioner.
g.                  Persoalan produktivitas  skunder dan juga ekoenergetika.
h.                  Ekologi membahsan sistem dan juga permodelan.
      Dengan demikian , bisa disimpulkan bahwa ruang lingkup dari Ilmu Ekologi Hewan mencangkup objek yang mengkaji persoalan individu atau organisme , populasi , komonitas hingga ekosistem dimana didalamnya terdapat distribusi juga kelimpahan, pola-pola adaptasi yang mempengaruhi prilaku, persoalan habitat dan juga relung , tingkatan produktivitas skunder hewan , serta pola sistem juga struktur permodelan ekologi.

I.                Ekologi Tumbuhan
       Pengertian ekologi secara umum, ekologi berasal dari bahsa yunani ; Oikos = rumah , logos = ilmu. Istilah ekologi diciptakan oleh serja jerman Ernst Haeckel, seorang biologiwan jerman, pada tahun 1869. Istilah ini terdiri atas dua suku kata yunani Oikos yang pertama kali berasal dari seseorang biologi jerman Ernst Haeckel, tahu 1869. Berasal dari Bahasa byunani” Oikos” ( rumah tangga ) dan “Logos” ( ilmu), secara haravia ekologi berarti ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup . yang merupakan makhluk hidup adalah lingkungan hidupnya.
     Miller dalam darsono ( 1995:16) “ Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya” odum dalam darsono ( 1995: 16) “ Ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara sesama organisme dengan lingkunganya dan ekologi adalah kajian tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan manusia yang hidup bersama saling tergantung satu sama lainya”.
     Soemarwoto dalam darsono ( 1995:16) “ Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan. Ekologi merupakan bagian ilmu dasar Dalam ilmu lingkungan manusia mempunyai hal khusus, semuanya dipandang dari kepentingan manusia, tetapi manusia juga harus memounyai tanggung jawab yang paling besar terhadap lingkunganya dimana tanggung jawab ini tidak mungkin diserahkan kepada makhluk hidup lainnya.
Pengertian Ekologi Tumbuhan.
       Ekologi tanaman mengandung dan pengertian , yaitu ekologi  sebagai ilmu dan tanaman sebagai obyek. Ekologi berasal dari kata eikos=rumah, dan logos= ilmu. Tanaman mengandung arti tumbuhan yang telah dibudidayakan untuk maksud tertentu, sehingga hasilnya dijadikan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang memiliki nilai ekonomi. Ekologi tanaman yaitu ilmu yang membicarakan tentang spectrum hubungan timbal balik yang terdapat antara tanaman dan lingkungannya serta antara kelompk-kelompok tanaman.

Semua tanaman berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan sejenisnya, dengan tanaman lain dan dengan lingkungan fisik tempat hidupnya. Dalam proses interaksi ini, tanaman saling mempengaruhi satu dengan lainnya dan dengan lingkungan sekitarnya, begitu pula berbagai factor lingkungan mempengaruhi kegiatan hidup tanaman. Ciri khas ekologi tanaman ( plant ekologi ) adalah tanaman dapat mengubah energi kimia menjadi energi potensial dan mengubah bahan anorganik menjadi bahan organic.
Sejarah dan perkembangan Ekologi Tumbuhan
     Kajian ekologi komunitas berkembang kedalam dua kutup , yaitu di Eropa yang dipelopori oleh Braun –blaunquet ( 1932) yang kemudian dikembangkan oleh parah ahli lainya. Mereka tertarik untuk mempelajari komposisi , struktur, dan distribusi dari komunitas. Kutup lainya di Amerika seperti Cowles (  1899) Clements ( 1916), dan Gleason ( 1926) yang mempelajari perkembangan dan dinamika komunitas tumbuhan.
   Sedangkan Shelford (1913, 1937), Adams (1909), dan Dice (1943) di Amerika dan Elton di Inggris menggunakan hubungan timbal balik antara tumbuhan dan hewan. Bila ditinjau dari peristiwannya, telah diperkenalkan oleh sesorang ekologiwan Jerman yang bernama Ernest Haeckle (1866). Ekologi berasal dari kata Latin ”oekologie” yang berasal dari kata oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti kajian atau ilmu. Jadi ekologi berarti kajian organisme di habitatnya atau ditempat hidupnya.
    Menurut Ernest Haeckle ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk ekonomi alam, suatu kajian hubungan anorganik serta lingkungan organic di sekitarnya. Menurut C. Elton (1927) ekologi adalah ilmu yang mengkaji sejarah alam atau perkehidupan alam (natural histori) secara ilmiah, dan menurut Andrewarta (1961) ekologi adalah ilmu yang membahas penyebaran (distribusi) dan kemelimpahan organisme.
Sedangkan Eugene P. Odum (1963) menyatakan bahwa ekologi adalah ilmu pengatahuan tentang strukrur dan fungsi alam. Charles J. Krebes (1978) mrnyatakan ekologi adalah ilmu pengatahuan yang mengkaji intreaksi-interaksi yang menentukan penyebaran dan kemelimpahan organisme.
      Pada saat bersamaan perhatian terhadap dinamika populasi juga banyak di kembangkan para ahli. Pendekatan secara teoritis dikembangkan oleh Lotka (1925), dan Voltera (1926) menstimuli pendekatan secara eksperimen. Pada tahun 1940-an dan 1950-an Lorenz dan Tinbergen mengembangakan konsep-konsep tingkah laku yang bersifat insting dan agresif sedangkan tingkah laku sosial dalam regulasi populasi dikembangakan oleh Wynne dan Edwar (1960) secara medalam di Inggris. Berdasarkan penemuan-penemuan dari Darwin (1859) dan Wight (1931) ekologi berkembang kea rah kajian genetika populasi kajian evolusi dan adaptasi. Leibig (1840) mengkaji pengaruh lingkungan nonbiotik terhadap organisme, sehingga ekologi berkembang kea rah eko-klimatologi dan ekofisiologi.
     Perkembangan ekologi Tumbuhan ahli-ahli ekologi tumbuhan mencoba menemukan factor-faktor yang mendukung dan berperan dalam kehidupan vegetasi. Mereka terus menerus mencoba melakukan penelitain kearah yang lebih baik, sebagaimana ahli biologi lainnya dengan mengikuti perkembangan kemajuan dibidang kimia dan fisika, seperti ditemukan DNA, ikitan hydrogen dan partikel sub atom dan lain-lain.
     Secara lebih mendasar, ekologiwan tumbuhan ingin menjawab beberapa pertanyaan seperti; bagaimana tumbuhan mengatasi masalah dispersal , perkecambahan pada tempat yang cocok, kompetesi , nutriendan pembebasan energi? Bagaimana tumbuhan dapat bertahan terhadap keadaan yang kurang baik atau membahayakan, seperti kekuatan tumbuhan dari jumlahnya pada masa yang lalu, sekarang dan masa yang akan datang pada habitat mereka.
     Ekologiwan tumbuhan terapan banyak dikenal sebagai manager pengembalaan ternak, rimbawan atau agronomiwan. Mereka berusaha untuk mengatahui bagaimana tumbuhan dapat beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga tumbuhan tersebut dapat tetap berada pada habitatnya.
     Ekologi tumbuhan berkambang dengan cepat setelah beberapa ahli botani juga tertarik meneliti ekologi tumbuhan. Johannes Warming (1982), dimana dalamnya diuraikan tentang geologi, tanah dan iklim, tipe-tipe vegetasi dan komunitas, dominan dan subdominant nilai adaptasi bermacam-macam life form, pengarauh api terhadap komposisi komunitas dari suksesi serta fenologi dari komunitas dan taxa.
Pendekatan Ekologi Tumbuhan
Pada saat berbicara tentang ekologi hutan maka perbincangannya tidak akan lepas dari autekologi dan sinekologi.
1.                  Autekologi,  yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh autekologi misalnya mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara pohon pinus merkusi dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi.
2.                  Sinekologi, yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang bergabung dalam satu kesatuan dan salaing berinteraksi dalam daerah tertentu. Misalnya mempelajari struktur dan komposisi sepsis tumbuhan dihutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola disribusi binatang liar dihutan liar, hutan wisata suaka matgasatwa , atau ditaman nasional dan sebagainya.
Sinekologi ( Ekologi Komunitas)
           interaksi antara tanaman dan lingkungannya sinekologi adalah tingkatan lebih besar dalam ekologi tanaman, perluasan populasi berdasarkan perbanyakan dan persebaran. Sinekologi tidak melihat individu secara sendiri, melainkan perilaku populasi baik secara special maupun temporal, terdiri dari pertumbuhan populasi, homeostasis.
        Umunnya, vegetasi alami terdiri dari keanekaragaman spesies yang memanfaatkan sumber daya yang ada. Dalam sinekologi, spektrom yang luas dari respon yang ditingkat selular dan seluluh tanaman tergantikan oleh keanekaragaman yang besar pada spesies.
Sinekologi berkembang dari geografi tumbuhan, yang mengkaji pada tingkat komunitas. Sinonim dari sinekologi adalah ekologi komunitas, filososiologi ,geobotani, ilmu vegetasi dan ekologi vegetasi. Sinekologi mengkaji komunitas tumbuhan dalam hal:
1.                  Komposisi dan struktur komunitas
2.                  Mencoba untuk mendeduksi tema evolusioner yang menentukan bentuk komunitas secara evolusioner.

Autekologi ( Ekologi Spesies )
       Subyek dari auteknologi adalah hasil dari oproses tersebut, yaitu untuk menemukan ciri yang memungkinkan individu tanaman untuk berkembang dibawah kondisi tertentu. Tanaman terdiri diri berbagai macam bentuk , dari tumbuhan raksasa yang berusia ratusan tahun dihutan hujan tropis dengan siklus hidup yang dimulai dari perkecambahan untuk pembentukan biji dalam hitungan abad, sampai pada spesies tahunan didaerah kering yang membentuk biji hanya dalam waktu beberapa hari.
Ciri yang dimiliki oleh tanaman untuk menenggapi keadaan lingkungan adalah pada struktur dan fisiologi
Keseluruhan ekologi tanaman dapat dibagi dalam beberapa cara. Individu tanaman akan mengatur berbagai komponen dan menjaga keseimbangan mereka, antara lain:
1.                  Keseimbangan suhu, suhu yang diperluhkan tidak berlebihan
2.                  Keseimbangan air, kondisi aktif dimungkinkan jika sel dalam kondisi air yang cukup
3.                  Keseimbangan nutrisi, pertumbuhan akan terjadi hanya dengan adanya elemen esensial dalam nutrisi
4.                  Keseimbangan karbon, diperlukan untuk mensuplai ogan yang ada untuk pertumbuhan dan reproduksi.
        Auteknologi dapat bergerak kedalam spesialisasi lain diluar ekologi, seperti fisiologi, genetika evalusi dan biosistematik. Jadi auteknologi adalah keseluruhan ekologi tanaman, memperhatikan reaksi pada tingkatan organ individu ( misalnya, tunas, ukuran daun, kedalam akar ) atau hubungan antar organ ( misalnya, penyebaran materi antara pucuk dan akar, regulasi dari koordinasi akar dan pucuk )
       Dalam hal ini paling sedikit yang dimaksud dengan alam lingkungannya adalah iklim dan tanah. Dari kajian ini lahir bidang kajian yang menilai bahwa tumbuhan adalah sebagai indikator alam atau indicator lingkungan hidup. Bidang kajian ini dikenal dengan ekologi fisiologi. Perbedaan dari kedua bidang kajian ini adalah:
a.                   Sinekologi
1.                  Bersifat filosifis
2.                  Deduktif
3.                  deskriptif
4.                  Sulit dengan pendekatan rancangan pencobaan atau eksperimental design.
b.                  Autekologi
1.                  Bersifat eksperimental
2.                  Induktif
3.                  Kuantitatif
4.                  Dapat dilakukan berdasarkan rancangan percobaan atau ekspeimental design

J.                Ekologi Pertanian
1). Manfaat Terapan Dari Ekologi Tumbuhan
     Pada tahun 1230 sampai 1307 terbit buku yang berjudul OPUSRURALIUM COMMODORIUM oleh pietro De Crecenzi, yang berisi tentang masalah-masalah lingkungan pertanian. Terbinya buku tersebut membuka sejarah baru dibidang pertanian, terutama yang bersangkutan dengan masalah lingkungan tanaman, hingga menjelma menjadi ilmu lingkungan tanaman yang lazim disebut dengan ekologi tanaman. Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan.
    Ilmu lingkungan dapat juga dianggap sebagai titik pertemuan “ ilmu murni “ dan “imu terapan “ ilmu lingkungan sebenarnya ialah ekologi ( ilmu murni yang memeplajarai pengaru factor lingkungan terhadap jasad hidup), yang menerapkan berbagai asas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas, yang menyangkut pula hubunan manusia dengan lingkunganya.
Ekologi Hutan
    Adapun ekologi hutan adalah cabang dari ekologi yang khusus memepelajari ekosistem hutan. Hutan dipandang sebagai suatu ekosistem ada;lah sangat tepat, mengingat hutan ini dibentuk atau disusun oleh banyak komponen ynag masing-masing komponen tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa dipisah-pisahkan, bahkan saling mempengaruhi dan saling bergantung.
    Oleh karena itu , ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan lingkunganya. Odum ( 1993) menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya.
Fungsi ekosistem menunjukan hubungan sebab akibat yang terjadin secara keseluruhan antara komponen dalam sistem.
1.                  Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuhan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan ( UU RI NO.41 Tahun 1999).
2.                  Hutan adalah lapangan yang ditumbuhi pepohonan yang secara keseluruhan merupakan persekutuhan hidup.
3.                  Hutan adalah masyrakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai atau didominasi oleh pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan ynag berbeda dengan keadaan diluar hutan ( Soerianegara dan Indrawan , 1982 ).
4.                  Hutan adalah masyarakat tumbuhan-tumbuhan dan binatang  yang hidup dalam lapisan dan dipermukaan tanah dan terletak pada suatu kawasan, serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan dinamis ( Arief, 1994 )
      Menurut Dwidijoseputro ( 1994 ) Ekologi hutan adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan. Hubungan ini sangat erat dan dan kompleks sehingga menyatakan bahwa ekologi adalah biologi lingkungan ( enivormental biology ). Hutan adalah masyrakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar hutan.
      Dari segi autekologi, maka dihutan bisa dipelajari pengaruh suatu factor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis pohon yang sifat kajiannya mendekati fisiologi tumbuhan, dapat juga dipelajari pengaruh suatu factor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhannya suatu jenis binatang liar atau margasatwa.
     Dari segi sinekologi, dapat dipelajari berbagai kelompok jenis tumbuhan sebagai suatu komunitas, misalnya mempelajari pengaruh keadaan tempat tumbuh terhadap komposisi dan struktur vegetasi, atau terhadap produksi hutan. Dalam ekosistem hutan itu juga bisa dipelajari pengaru berbagai factor ekologi terhadap kondisi populasi, baik populasi tumbuhan maupun populasi binatang liar yang ada didalamnya. Akan tetapi pada prinsipnya dalam ekologi hutan , kajian dari dua segi ( autekologi dan sinekologi ) itu sangat penting karena pengetahuan tentang hutan , sehingga kajian ini diperluhkan dalam pengelolahan sumber daya hutan
Pengembangan Wilaya Perkotaan
        Meskipun hutan masuk sumber daya alam yang dapat dipulihkan kembali lewat reboisasi atau penghijauan kembali, namun pelaksanaan tidak semudah seperti perencanaanya. Dalam hal ini campur tangan manusia mutlak diperluhkan untuk mencegah berubahnya hutan menjadi pada rumput atau lebih buruk lagi menjadi gurun.
      Secara defenitif , ruang terbuka hijau (Green Openspaces ) adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dana tau sarana lingkungan/ kota , dana tau pengaman jarringan prasarana , dan atau budidaya pertanian,
       Ruang terbuka hujau yang ideal adalah 30% dari luas wilaya. Hamper disemua kota besar di Indonesia , ruang terbuka hijau saat ini baru mencapai 10% dari luas kota. Pada hal ruang terbuka hijau diperluhkan untuk kesehatan , arena bermain, olaraga dan komunikasih public. Pembina ruang terbuka hujau harus mengikuti struktur nasional atau daerah dengan standar-standar yang ada.
     Pola pengembangan ruang terbuka hijau di berbagai kota memiliki keragaman penanganan yang sudah sesuaikan dengan kondisi fisik wilaya, pola hidup masyrakat, dan konsistensi kebijakan pemerintah.
Ruang Terbuka Hijau di Luar Negeri
            Pada jaman mesir kuno, ruang terbuka hiaju ditata dalam bentuk taman-taman atau kebun yang tertutup oleh dinding dan lahan-lahan  pertanian seperti di lembah sungai Efrat dan Trigis, dan taman  tergantung Babylonia yang sangat mengagumkan , The Temple of Aman Karnak, dan taman-taman perumahan. Selajutnya bangsa yunani dan romawi mengembangkan agora , forum, moseleum, dan berbagai ruang kota untuk memberi kesenangan bagi masyrakatnya dan sekaligus lambang kebesaran dari pemimpin yang berkuasa saat itu.
       Gerakan baru yang lebih sadar akan arti lingkungan melahirkan taman kota skala besar dan dapat disebut sebagai pemikiran awal tentang sistem ruang terbuka kota. Central Park New York  oleh Frederick Law Olmested  dan  Calvert Voux  melahirkan profesi Arsiktektur Lansekap yang kemudian mengembang kemudian mendunia. Melihat kenyataan tersebut tampak kebutuhan ruang terbuka yang  tidak hanya mengendapkan aspek keleluasan, namun juga aspek kenamanan dan keindahan  disuatu koya sudah tidak dapat dihidari lagi, walaupun dari hari ke hari  ruang terbuka hijau kota semakin menjadi terdesak.
          Bagaimana kota-kota dimancanegara menghadapi hal-hal ini berikut dapat diuraikan kota-kota yang berangap dapat mewakili keberhasilan pemerintah kota dalam pengelolahan ruang terbuka hijau kota. Tokyo , melakukan perbaikan ruang terbuka hijau pada jalur hijau jalan, kawasan industri , hotel dan penutupan beberapa jalur jalan. Walaupun luas kota Tokyo sangat terbatas , namun pemerintah kota tetap mengusahakan taman-taman tersebut, yang memiliki standar 0,21 ha per 1.000 orang. Singapura dengan luas 625 Km dan penduduk 3,6 juta pada tahun 2000 dan kepadatan 5.200 jiwa/Km , di proyeksi memiliki ruang terbangun mencapai 69% dari luas kota secara keseluruhan. Dalam rencana digariskan 24% atau 177 Km sebagi ruang terbuka sehingga standar ruang terbukanya mencapai 0,9 ha per 1.000 orang.
           Pendekatan penyedian ruang terbuka hijau yang dilakukan di Bombai- india , dapat pula dijadikan masuk awal untuk memahami Hirarki ruang terbuka hijau di lingkungan permukiman padat. Jakarta dengan tingkat kepadatan 8.000.000 jiwa, merupakan kenyataan. Oleh karena itu penelitihan ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam menentuhkan besarnya ruang terbuka hijau pada kawasan permukiman padat.
Kondisi Ruang terbuka hijau kota-kota besar
Kota
Populasi (jutaan jiwa)
RTH (m²/jiwa)
1.         Singapura
2.         Baltimore
3.         Chicago
4.         San fransisko
5.         Washington DC
6.         Muenchen
7.         Amsterdam
8.         Geneva
9.         Paris
10.       Stocholm
11.       Kobe
12.       Tokyo
            2,70
            0,93
            3,37
            0,66
            0,76
            1,27
            0,81
            0,17
            2,60
            1,33
            1,40
            11,80
            7,0
            27,0
            8,80
            32,20
            45,70
            17,60
            29,40
            15,10
            8,40
            80,10
            8,10
            2,10

Ruang Terbuka Hijau di Dalam Negeri
          Di Surabaya kebutuhan ruang terbuka hijau yang dicanangkan oleh pemerintah daerah sejak tahun 1992 adalah 20- 30%. Sementara kondisi eksiting ruang terbuka hijau baru mencapai kurang dari 10% ( termasuk ruang terbuka ).
Di yokyakarta , luas ruang terbuka hijau kota berdasarkan hasil investarisasi  dinas pertamaan dan kebersihan adalah 51.108 m  atau hanya sekitar 5, 11 Ha ( 1,6% dari luas kota ) , yang terdiri dari 62 taman , hutan kota , kebun raya dan jalurv hijau.
Dibandingkan dua kota yang telah disebutkan diatas barangkali penemuhan ruang terbuka hijau bagi penduduk kota dibandung masih lebih tinggi.
Hingga tahun 1999, tiap penduduk kota Bandung menikmati  1,61 m²ruang terbuka hijau. Angka ini merupakan kontribusi  eksiting ruang terbuka hijau yang mencover kota bandung  dengan porsi ± 15% dari total distribusi. Pemanfaatan lahan kota. Hampir semua studi mengenai perencanaan kota menyebutkan bahwa kebutuhan ruang terbuka diperkotaan berkisar antara 30% hingga 40%, termasuk di dalamnya bagi  kebutuhan jalanan, ruang-ruang terbuka perkerasan, danau, kanal, dan lain-lain.
Ini berarti keberadaan ruang terbuka hijau hanya berkisar antara 10 % - 15%. Kenyataan ini sangat dilematis bagi kehidupan kota cenderung berkembang sementara kulitas lingkungan memperihatinkan. Ruang terbuka hijau yang notabene diakui merupakan alternative terbaik bagi upaya recover fungsi ekologi kota yang hilang, harusnya menjadi perhatian seluruh pelaku pembangunan yang dapat dilakukan melaui gerakan sadar lingkungan, mulai dari level komunitas pekarangan hingga komunitas pada level kota.









BAB III PENUTUP
a.                   Kesimpulan
jadi ekologi tumbuhan adalah memepelajari intraksi anatar makhluk hidup dengan makhluk lain sertan lingkungannya. Sedangkan ekologi hewan adalah ilmu yang mempelajari tentang intraksi hewan-hewan. Ekologi hewan dan tumbuhan saking keterkaitan satu sama lain jadi kita sebagai manausia harus lebih bijak dalam mengelolah lingkungan hidup kita.

b.                  Saran
Jadi kita sebagai salah satu makhluk hidup harus bisa mengelola dan menjaga kelestarian hewan dan tumbuhan serta lingkungannya.


Daftar pustaka
Darman, Agus. 2005. Ekologi hewan. Malang : Universitas Negeri Malang
Kramadibrata, h. (1996). Ekologi Hewan, Bandung : ITB press
Afdal, 2019, Konsep Dasar Biologi.  Sulawesi selatan : Cv. Kaaffah Learning Center

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

adsense

Sosiologi Antropologi

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini