MAKALAH
PERILAKU
HEWAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK
:
AJIE
JAMES EDWIN
ANTONIUS
HIMANG
NI
LUH WIDIASIH
ADE
FREDRICH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM
SAMARINDA
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya lah sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan lancar dan tepat pada
waktunya. Makalah dari mata kuliah ini berjudul “Perilaku Hewan”, yaitu
membahas tentang yaitu membahas tentang atau aksi yang mengubah hubungan antara
organisme dan lingkungannya.
Kami menyadari
bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil karya kami ini
tidak luput dari kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan kata. Maka dari
itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari anda semua
demi untuk memperbaiki makalah kami di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pembaca.
Samarinda, 8 April 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ...........................................................................................................
KATA
PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR
ISI ........................................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN....................................................................................................
A. Latar
Belakang ..........................................................................................................
B. Rumusan
Masalah .....................................................................................................
C. Tujuan
.......................................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN .....................................................................................................
A. Pengertian
Perilaku Hewan........................................................................................
B. Jenis-jenis
Perilaku Hewan.........................................................................................
BAB
III PENUTUP .............................................................................................................
A. Kesimpulan
...............................................................................................................
B. Saran
.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perilaku Hewan (Etologi)
Perilaku adalah tindakan atau aksi yang
mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya. Perilaku dapat terjadi
akibat stimulus dari luar. Reseptor diperlukan untuk mendekati stimulus, saraf
diperlukan untuk mengkoordinasikan respon efektor untuk melaksanakan aksi.
Perilaku dapat juga terjadi karena adanya stimulus dari dalam misalnya, rasa
lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan yang diambil bila makanan benar
– benar terlihat atau tercium. Umumnya perilaku suatu organisme merupakan
gabungan stimulasi dari dalam dan luar.
Setiap makhluk hidup akan melakukan
interaksi dengan lingkungannya sejak pertama kali mereka dilahirkan. Untuk
tetap bertahan sebagai mahkluk hidup maka mereka harus mampu melakukan adaptasi
baik pada level populasi maupun komunitas pada suatu biosfer.
B.
Jenis
Perilaku Hewan
Dalam
klasifikasinya, perilaku hewan dapat dikategorikan menjadi 2 yang dilandaskan
kepada bagaimana perilaku tersebut bisa terbentuk atau dimiliki suatu spesies
atau individu. Dua jenis prilaku itu adalah :
·
Perilaku
Alami (yang diperoleh tidak dengan proses
belajar tetapi didasai oleh genotip dan interaksinya dengan lingkungan.)
·
Perilaku
akibat belajar yang hanya dapat dimiliki pada
suatu hewan jika telah mengalami suatu pelajaran baik oleh kejadian tertentu
yang menimbulkan pengalaman atau memang karena adanya serangkaian pembelajaran
yang dilakukan oleh individu lainnya (baik oleh spesiesnya sendiri, spesies
lain atau manusia)
1. Jenis
– Jenis perilaku alami
a.
Innate
: merupakan perilaku yang telah ada
didalam individu sebagai pembawaan yang baik dan berkembang secara tetap/
pasti. Perilaku ini tidak melakukan proses belajar, seringkali terjadi pada
saat baru lahir dan bersifat genetic (dapat diturunkan) dalam prilaku ini di
kenal adanya istilah insting terutama berupa insting dasar yang menjadikan
suatu hewan dapat melakukan suatu atau bertindak dalam kondisi tertentu
Contoh
perilaku ini adalah sang anak yang baru
lahir dapat menemukan sendiri kelenjar susu ibunya untuk dapat memperoleh makan
dari air susu perilaku planaria yang menghindar dari cahaya juga merupkan
contoh perilaku insting.
b. Pola Aksi Tetap (Fixed
Action Pattern/ FAPs)
Perilaku
streotipik yang merupakan serangkaian aktivitas oleh adanya stimulus spesifik.
Contoh perilaku ini adalah ketika anak burung baru menetas ia akan spontan
membuka mulutnya dan kemudian induknya menaruh makanan di mulutnya tersebut.
Contoh
lainnya adalah ritual kawin pada beberapa jenis
burung merak atau burung kuau. Ritme Cycardian (jam biologis) juga dimasukkan
kedalam jenis perilaku pola aksi tetap misalnya Insektivora yang hanya aktif
dimalam hari.
c. Perilaku Agnostik
Perilaku agresif
yang pada dasarnya dilakukan untuk bertahan hidup (survival) atau memperoleh
pengakuan dalam kelompok tertentu. Tujuan spesifik dari terjadinya agnostic
sangat beragam, dan dapat terjadi interaksi intraspesies atau interspesies.
Kadang kala perilaku ini bisa menyebabkan kematian tetapi terkadang hanya
berupa ritual semata.
d.
Perilaku
Teritroial
Prilaku
mempertahankan suatu area tertentu (
home range ) dari kehadiran spesies atau individu pesaing sehingga suatu
hewan dapat memiliki sumber makanan, tempat bereproduksi atau beraktivitas dan
memelihara anak dan keturunannya dengan pesaing yang milimal atau bahkan tanpa
adanya pesaing.
Bentuk-bentuk
tritorialnya beragam, dapat berupa adanya penanda ( urine, kotoran, bekas
cakaran ) diberbagai tempat dalam kawasan tertentu atau dengan adanya
perlawanan ketika ada individu atau spesies lain mencoba masuk kedalam kawasan.
Perilaku
teritori ini contohnya pada perilaku harimau, singa, dan hewan-hewan buas
lainnya yang memiliki kawasan tertentu sebagai tempat mencari makannya.
e.
Perilaku
Alturistik
Perilaku social
non egois pada hewan yang berkeloni dimana salah satu individu mengorbankan
diri sendiri untuk menyelamatan anggota lain yang nlebih banyak dalam koloni
tersebut. Perilaku ini akan merugikan bagi sang individu altruist karena dia
dapat mati oleh ancaman tetapi anggota yang lebih banyak akan selamat atas
tindakan penyelamatan yang ia lakukan.
Contoh perilaku
alturis adalah perilaku kera yang memberi alaram kepada koloninya bahwa
terdapat predator yang akan menyerang, sehingga anggota koloni dapat segera
menyelamatkan diri sedangkan dirinya mungkin saja terbunuh karena dapat
dideteksi dari suara “ alaram” yang ia berikan kepada anggota koloninya.
2.
Jenis-jenis
Perilaku Belajar
a. Perilaku
Habituasi ( Habituation )
Jenis
perilaku hewan yang mengabaikan suatu stimulus yang berulang-ulang dan tidak
membahayakan dirinya. Perilaku ini dapat juga dikatakan sebagai kehilangan
respons hewan terhadap jenis stimulus tertentu yang berdasarkan pengalamnya
sebelumnya bahwa stimulus yang ia rasakan tidak pernah menimbulkan ancaman atau
bahaya bagi dirinya sendiri.
Contoh perilaku
habituasi adalah anjing atau kucing yang saat awal dipelihara akan segera
menyerang pemiliknya jika ditepuk punggungnya tetapi setelah sekian lama
kebiasaan menepuk punggung tersebut ternyata tidak menimbulkan rasa sakit atau
cedera maka anjing atau kucing akan mengabaikan saja tindakan itu yang pada
akhirnya ia tidak akan merespon apa pun ketika punggungnya di tepuk berulang
kali.
b. Imprinting
Suatu
perilaku berupa pengenalan atau persepsi terhadap suatu objek seperti induk
yang berlangsung pada priode kritis setelah lahir ( priode kritis ini berbeda
masing-masing hewan ). Sdbagian besar unggas biasanya memperlihatkan perilaku
ini ketika baru lahir, salah satunya adalah sekelompok angsa yang baru menetas
lalu langsung anda beri makan, maka angsa-angsa tersebut akan menganggap itu
sebagai induknya sehingga ia akan mengikuti kemana saja anda pergi.
Walaupun
anak-anak angsa tersebut kemudian melihat induk aslinya, tetap saja ia akan
mengabaikan karena sudah ada persepsi dasar yang ia temukan saat pertama kali
lahir. Perilaku ini dapat bersifat permanen namun dapat juga hilang seiring
bertambahnya usia dan terlewatinya priode kritis.
c. Perilaku
Asosiasi Pengkondisian Klasik ( Clasical Conditioning )
Perilaku dimana
hewan akan terbiasa untuk melakukan tindakan tertentu karena adanya orientasi
hadia ( reward ) yang akan dia peroleh jika hal tersebut ia lakukan dan adanya
hukuman ( punishment ) jika ia tidak melaksanakannya. Ini biasanya dikondisikan
selama proses pembelajaran yang sebagian besar dilakukan oleh manusia sebagai
pendidiknya ( contoh di dunia sirkus ).
Persepsi tentang
hadiah dan hukuman yang berasosiasi langsung dengan stimulus tertentu ini akan
menjadi permanen sehinga kendati kemudian tidak ada hadia atau hukuman setelah
respon yang ia lakukan, respon tersebut akan tetap ia lakukan pada priode
berikutnya ketika ada stimulus serupa.
Contohnya adalah
perilaku lumba-lumba yang biasanya diberi makan jika ia melintasi lingkaran api
diatas kolam atau juga perilaku anjing yang segera menjururkan lidah dan saliva
yang menetes saat dibunyikan garputala ( karena saat ia diajari pada periode
sebelumnya, stimulus suara berupa garputala selalu berasosiasi dengan akan
adanya makanan yang dia peroleh dari tuannya ).
d. Perikaku
Asosiasi Pengkondisian Operan ( Operant Conditioning )
Perilaku yang
diperoleh dari tindakan coba-coba atau trial and error. Semakin dekat individu
mendapatkan respon adanya stimulus positif maka akan semakin mudah baginya
mengulang keberhasilan respon tersebut. Dapat juga terjadi kepada hewan yang
semakin lama semakin sedikit menggeluarkan energy untuk memperoleh makanan.
Atau dapat juga berupa perilaku jerah setelah suatu pengalaman buruk tertentu yang
ia peroleh ketika melakukan suatu tindakan.
e. Imitasi
Perilaku
hewan yang diperolehnya dengan mengamati perilaku hewan lain lalu menirukannya
tetapi peniruan ini terjadi setelah melewati periode kritis perkembangannya.
Banyak contoh hewan seperti anjing, kucing atau serigala yang belajar teknik
tertentu dalam berburu mangsa dengan meniru induknya.
f. Perilaku
Inovasi ( Insight Learning atau Reasoning )
Perilaku
paling cerdas dimana suatu hewan dapat merespon sesuatu stimulus pada kondisi
tertentu dalam memecahkan permasalahan secara cepat dan spontan kendati tidak
ada pembelajaran yang identik dengan kondisi tersebut sebelumnya. Subjek dari
inovasi adalah penyelesaian masalah ( problem solving ).
Contohnya adalah seekor
kera yang dikurung dalam ruang tertutup dimana langit-langit ruangan
digantungkan pisang yang tidak akan dapat diraihnya jika tampa bantuan alat
tertentu. Maka dengan serta merta kera tersebut akan segara menyusun
kotak-kotak kayu yang ada dalam ruangan membentuk tangga untuk mencapai pisang
yang tinggi tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perilaku adalah tindakan atau aksi yang
mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya. Perilaku dapat terjadi
akibat stimulus dari luar. Reseptor diperlukan untuk mendekati stimulus, saraf
diperlukan untuk mengkoordinasikan respon efektor untuk melaksanakan aksi.
Perilaku dapat juga terjadi karena adanya stimulus dari dalam misalnya, rasa
lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan yang diambil bila makanan benar
– benar terlihat atau tercium. Umumnya perilaku suatu organisme merupakan
gabungan stimulasi dari dalam dan luar.
B.
SARAN
Dalam
pembuatan Makalah Perilaku Hewan ini mungkin masih terdapat
kesalahan-kesalahan, sehingga kami mengharapkan kritik dari pembaca agar
makalah yang kami buat ini menjadi lebih baik dan lebih sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku Konsep Dasar Biologi
0 komentar:
Posting Komentar