MAKALAH
PENGARUH
SEKOLAH TERHADAP PRILAKU DAN KEPRIBADIAN SEMUA PIHAK DI SEKOLAH
Di Susun oleh :
Kelompok 3
1. Fiqi Aulia Rahman (1886206001)
2. Jelfini (1886206026)
3. Ni Luh Widiasih (1886206050)
4. Elisthina (1886206023)
5. Ajie James Edwin (1886206051)
6. Elma Tiara (1886206008)
Pendidikan
Guru Sekolah Dasar
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Widya Gama Mahakam Samarinda
2019
KATA
PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kami panjatkan kekhadirat Allah SWT, Tuhan yang telah
memberikan nikmat-Nya kepada kita semua
sehingga kelompok kami diberikan kelancaran dalam membuat makalah yang berjudul
“Penagruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak di sekolah”.
Shalawat dan salam semoga selamanya tercurah dan terlimpah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, para sahabatnya serta seluruh umatnya termasuk kita yang akan
melanjutkan perjuangan semoga kita akan mendapatkan sya’fatnya nanti diakhirat
Dalam
makalah ini kami uraikan berbagai hal terkait masalah hakikat kepribadian guru
dan peranan sosial guru, baik itu peranan sosial di sekolah maupun di
masyarakat serta beberapa hal lainya yang berkaitan dengan pengaruh sekolah
terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak di sekolah .
Kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselesaikanya
makalah ini
Kami menyadari bahwa Makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena kami pun masih dalam tahap belajar. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Semoga Makalah ini memberikan
manfaat yang besar bagi kita semua.
Samarinda, 2 Februari 2019
PENULIS
DAFTAR
ISI
Cover judul................................................................................................................ i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii
BAB
1 PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah...................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
Pembahasan................................................................................................................ 3
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................ 16
Daftar Pustaka............................................................................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Peran
sosial di guru di sekolah merupakan peranan yang sangat penting, peran guru
dari dulu sampai sekarang tetap sangat diperlukan. Dialah yang membantu manusia
untuk menemukan siapa dirinya, ke mana manusia akan pergi dan apa yang harus
manusia lakukan di dunia. Manusia adalah makhluk lemah, yang dalam
perkembangannya memerlukan bantuan orang lain, sejak lahir sampai meninggal.
Orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah dengan harapan guru dapat mendidiknya
menjadi manusia yang dapat berkembang optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan
potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara
optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta
didik secara individu, karena antara satu perserta didik dengan yang lain
memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Mungkin kita masih ingat ketika masih
duduk di kelas I SD, gurulah yang pertama kali membantu memegang pensil untuk
menulis, ia memegang satu persatu tangan siswanya dan membantu menulis secara
benar. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar,
dan membiasakan mereka untuk bertanggungjawab terhadap setiap perbuatannya
begitu juga peran guru di masyarakat sangat penting peranan guru
dalam masyarakat berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi. Di sekolah guru
menjadi pengajar, pembimbing serta teladan bagi murid-muridnya. Kemudian di
masyarakat guru merupakan figur teladan bagi masyarakat di sekitarnya yang
memberikan kontribusi positif dalam norma-norma sosial di masyarakat. Di Negara
maju ditempatkan pada kedudukan yang tinggi karena peranannya sangat penting.
Mungkin akan berbeda bila kita lihat di Negara berkembang seperti Indonesia,
hal ini masih sulit kita temui.
Di dalam masyarakat yang sangat
menghargai guru, peranan guru sangat sulit kalau tidak diimbangi dengan
kecakapan dan kompetensi dalam bidangnya. Ia akan tersisih dengan sendirinya
karena persaingan dengan guru-guru yang lebih mumpuni. Apalagi bila ada guru yang
tidak mampu memberikan keteladanan untuk peserta didiknya, pasti ia akan
tersisih karena banyak masyarakat yang menjadikanyan sebagai bahan pembicaraaan
yang tidak baik. Dan masalah ini masih sering kita temui di sekitar kita pada
khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Kedudukan guru sebagai seorang
teladan dan fungsi tanggung jawab moral di masyarakat menjadi tugas yang begitu
berat. Mengapa? Karena baik secara langsung dan tidak langsung guru bertanggung
jawab atas generasi bangsa yang dihasilkannya. Prilaku anak bangsa menjadi salah satu tolak ukur bukti pendidikannya.
Namun, bukan berarti ini menjadi tanggung jawab para guru sepenuhnya.
Keterlibatan keluarga dan masyarakat di sekitarnya pun memiliki andil prilaku
tersebut.
Guru juga dituntut harus memiliki
kepribadian yang baik karena Kepribadian adalah sebagai
keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan prilaku seseorang. Pola
berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau di katakan
pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten
dalam menghadapai situasi yang di hadapi.
Kepribadian akan turut
menentukan apakah para guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik atau
sebaliknya, justru menjadi perusak anak didiknya. Guru sebagai teladan bagi
murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan
tokoh panutan idola dalam seluruh segi kehidupannya jika gurunya saja tidak
memiliki kepribadian yang baik bagaimana dengan siswa nya jadi kepribadian
seorang guru sangat berpengaruh kepada siswa .
Untuk itu untuk
merealisasikan kepribadian tersebut perlu adanya proses sosial yaitu
sosialisasi peserta didik yang mana Proses sosial pada masyarakat pada
dasarnya akan mengarahkan juga pada masalah proses sosialisasi pada usia anak.
Hal ini cukup beralasan karena anak merupakan bagian dari masyarakat dan
sebagai objek penting dalam proses sosialisasi. Sebagai anggota masyarakat anak
dituntut untuk sanggup hidup dalam masyarakat dengan baik, oleh karena itu anak
perlu mendapatkan pendidikan untuk bersosialisasi dengan baik.
Salah satu aspek penting dalam
sosialisasi anak adalah keluarga,anak berinteraksi dengan ayah, ibu, dan
anggota keluarga yang lain, dimana anak memperoleh pendidikan informal berupa
kebiasaan dan kebijakan-kebijakan yang dibuat orang tua terhadap anaknya.
Kebiasaan tersebut bermacam-macam, misalnya tentang cara makan, bertutur kata,
bangun pagi dan kebiasaan-kebiasaan yang bersifat agamis. Kegiatan tersebut
sangat membantu anak dalam proses pembentukan kepribadiannya.
B.
Rumusan
Masalah
Agar penulisan makalah ini
terstruktur dan mencapai tujuan yang diinginkan maka hendaklah kita membuat
beberapa rumusan masalah rumusan masalahnya adalah :
1.
Pengertian Guru ?
2.
Apa saja peran sosial guru di lingkungan sekolah
maupun lingkungan masyarakat ?
3.
Pengertian hakikat kepribadian guru ?
4.
Apa saja kepribadian yang harus dimiliki guru ?
5.
Bagaimana pengaruh kepribadian
guru terhadap perilaku siswa ?
6.
Apa saja fungsi sekolah dalam sosialisasi
siswa ?
A.
Pengertian Guru
Pengertian guru adalah seorang
tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing,
melatih, memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik.
menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 Tentang guru dan dosen Pasal 2 ayat 1 guru mempunyai kedudukan sebagai
tenaga yang professional. Dengan demi kian guru adalah pendidik dan
pengajar yang profesional. Yang
dimaksud Peran Sosial adalah pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dan dipegang teguh oleh masyarakat
tersebut. Jadi peran sosial guru tidak terbatas di sekolah saja, tetapi juga
masih memiliki peran lainnya dalam masyarakat luas. Misalnya pembina bidang
olah raga, pembina bidang kesenian, pembina PKK dan sebagainya.
B. Peran Sosial Guru di sekolah dan Masyarakat
1. Guru sebagai alat peraga
Guru berada
diantara murid dan mata pelajaran. Sebagai media harus dapat berperan dengan
baik. Guru menguasai materi, kurikulum
yang dipakai, metode pembelajaran, ilmu jiwa belajar, hukum/prinsip belajar
mengajar dan lain-lain.
2.
Guru sebagai penguji
Guru
melakukan penilaian atau evaluasi terhadap perkembangan hasil belajar murid-muridnya. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 58
ayat 1 disebutkan bahwa: evaluasi belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik
untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar secara
berkesinambungan.
3.
Guru sebagai orang yang berdisiplin
Disiplin
berasal dari bahasa Yunani “ disciplus” yang berarti murid atau pengikut
seorang guru. Seorang muri d atau pengikut harus tunduk kepada peraturan,
kepada Otoritas gurunya. Sedangkan guru
harus dapat diikuti muridnya. Dengan kata lain seorang guru sebagai pemimpin di sekolah harus memiliki
dan dapat berdisiplin sehingga menjadi tauladan dalam menegakkan
kedisiplinan.
4.
Guru sebagai orang kepercayaan
Seorang guru
di sekolah biasanya sebagai orang yang
dapat dipercaya, baik kata-kata maupun perbuatannya. Dapat dipercaya oleh
muridnya maupun oleh siapa saja yang ada di sekolah.
5.
Guru sebagai pengenal kebudayaan
Secara
langsung atau tidak langsung guru memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai,
kebiasaan, etika, keyakinan, adat istiadat, dan sebagainya yang merupakan unsur
dari kebudayaan. Hal-hal yang mempunyai nilai tinggi dan dijunjung tinggi
ditanamkan kepada murid, dan dijaga keberadaannya.
6.
Guru sebagai pengganti orang tua
Di sekolah
guru dapat memainkan peranan sebagai pengganti orang tua atau dengan kata lain
guru adalah orang tua di sekolah.
Sehingga segala sesuatu yang terjadi di sekolah merupakan tanggung jawab guru,
termasuk dalam hal berkaitan dengan kesejahteraan dan keamanan, memperoleh
pengetahuan, maupun norma agama, norma
masyarakat, dan aturan pemerintah.
7.
Guru sebagai penasehat murid
Sebagai
penasehat, memiliki peran membantu murid dalam
perencanaan akademis maupun dalam hal memecahkan masalah lain yang ada
di sekolah. Saat ini pe ranan tersebut juga dika takan sebagai pembimbing di
sekolah.
8.
Guru sebagai teman sebaya
Di sekolah
peranan guru dengan sesama guru, dan guru dengan pegawai memiliki hubungan
profesional serta dapat dikatakan senasib dan seperjuangan. Walaupun di sekolah
ada uns ur senioritas, umur, bidang studi, tetapi dalam melaksanakan tugas
harus tercipta sebagai teman sekerja.
Dalam melaksanakan tugas saling bekerja sama dan saling membantu.
9.
Guru sebagai orang ahli/profesional
Guru tentunya menguasai bidang
tugasnya, yaitu menguasai ilmu pengetahuan dibidangnya atau profesional.
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 Pasal 1 ayat 4 disebut profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan ol eh seorang guru dan menj adi
sumber penghasilan kehiduapan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi.
10. Guru sebagai pegawai
Guru juga
mendapatkan gaji sebagai seorang pegawai. Guru terikat dengan peraturan pegawai pada umumnya, sehingga guru selain mendapatkan hak
juga memiliki kewajiban sebagai pegawai.
11. Guru sebagai bawahan
Dilihat dari
struktur di sekolah guru merupakan bawahan dari kepala sekolah. Oleh karena itu
guru harus t unduk pada aturan-aturan dari kepala sekolah. Dengan kata lain
guru harus dapat mengikuti ketentuan dari pemimpin atau kepala sekolah.
12. Guru sebagai penasehat/konsultan
Sebagai
konsultan/penasehat, maka guru harus dapat berperan menjadi seorang ahli yang
mengikuti garis pedoman berkaitan dengan pengembangan program pengajaran.
Apabila guru melaksanakan peran tersebut, maka guru memiliki peran sosial di
sekolah.
Peran sosial
guru di masyarakat
1.
Peran sebagai
participant/peserta
Guru pada
umumnya ikut berpartisipasi aktif dalam
kegiatan masyarakat lebih besar jika dibandingkan dengan orang yang memiliki
profesi lain. Seperti: pedagang, pengusaha, peta ni, pejabat, nelayan,
sopir, dan sebagainya. Dalam seminggu
sebagian waktunya dihabiskan dalam kegiatan masyarakat, dan banyak guru yang
terlibat aktif dalam semua kegiatan yang ada di masyarakat.
2.
Leader/ pemimpin
Di sekolah
atau kelas guru adalah seorang pemimpin, demikian pula di masyarakat guru juga
dianggap sebagai seorang pemimpin. Guru di masyarakat kita dianggap sebagai
tokoh masyarakat, dengan kata lain sebagai pemimpin masyarakat.
3.
Pembuka jalan
Karena guru
dianggap mempunyai pendidikan yang tinggi dibandingkan masyarakat pada umumnya
, maka guru sebagai pembuka jalan terutama dalam pembangunan masyarakat. Selain sebagai pembuka jalan juga sebagai
orang yang dapat menjadi teladan di lingkungannya.
4.
Perhatian penuh terhadap anak
Masyarakat
berharap agar guru dapat memperhatikan pada anak-anak. Seorang guru harus mencintai anak, yang
diwujudkan dengan memberikan perhatian penuh terhadap anak khususnya di sekolah juga di masyarakat.
C. Pengertian Hakikat Kepribadian Guru
Kepribadian adalah sebagai
keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan prilaku seseorang. Pola
berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau di katakan
pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten
dalam menghadapai situasi yang di hadapi. Seorang guru memiliki sikap yang
dapat mempribadi sehingga dapat dibedakan ia dengan guru yang lain. Kepribadian
menurut Zakiah Darajat disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat
secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, atau ucapan
ketika menghadapi suatu persoalan.
Kepribadian akan turut menentukan apakah para guru
dapat disebut sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya, justru menjadi
perusak anak didiknya. Guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus memiliki
sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam
seluruh segi kehidupannya. Karenanya guru harus selalu berusaha memilih dan
melakukan perbuatan yang positif agar dapat mengangkat kewibawaannya, terutama
di depan murid-muridnya. Disamping itu guru juga harus mengimplementasikan
nilai-nilai tinggi terutama yang diambilkan dari ajaran agama, misalnya jujur
dalam perbuatan dan perkataan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kepribadian adalah
sikap pikiran, mental yang membentuk watak dan di proyeksikan dalam proses
tingkah laku. Secara umum guru sebagai tenaga pendidik dituntut untuk memiliki
kompetensi kepribadian yang merujuk pada norma agama atau nilai-nilai universal
adat istiadat dan kebudayaan bangsa. Oleh karena itu dalam peraturan pemerintah
Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tantang guru dan dosen pasal 10 yang
menyebutkan bahwa; “kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetansi sosial, kompetensi professional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi.
Salah
satu kompetensi yang mutlak dimiliki oleh guru sebagai tenaga pendidikan
sebagaimana yang dikemukakan dalam pasal 10 tersebut adalah kompetensi
kepribadian. Kompetensi kepribadian ini penting untuk dimiliki karena
pendidikan menginginkan terjadinya keselarasan atau kesesuaian antara perkataan
(apa yang diajarkan) dengan tindakan (apa yang dilakukan).
D. Kepribadian Yang Harus dimiliki Guru
Guru yang demikian niscaya akan
selalu memberikan pengarahan kepada anak didiknya untuk berjiwa baik juga.
Dalam menggerakkan murid, guru juga dianggap sebagai partner yang siap
melayani, membimbing dan mengarahkan muridnya.
Jadi kepribadian guru merupakan hal yang sangat
penting disini dan harus memiliki kepribadian seperti :
1. Kepribadian yang mantap dan stabil:
Ø Bertindak
sesuai dengan norma hukum
Ø Bertindak
sesuai dengan norma sosial
Ø Memiliki
konsisten dalam bertindak
2. Kepribadian berakhlak mulia:
Ø Berakhlak
mulia dan menjadi teladan
Ø Memiliki
perilaku yang diteladani oleh peserta didik
3. Kepribadian yang dewasa:
Ø Menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
Ø Memiliki
etos kerja sebagai guru
4. Kepribadian yang arif:
Ø Menampilkan
tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat
Ø Menunjukkan
dalam berfikir dan bertindak
5. Kepribadian yang berwibawa:
Ø Memiliki
perilaku yang bersifat positif terhadap peserta didik
Ø Memiliki
perilaku yang disegani
E. Pengaruh Kepribadian Guru Terhadap
Siswa
Karakter
kepribadian seorang guru akan sangat mempengaruhi siswa dalam pembelajaran.
Aspek kewibawaan dan keteladanan guru merupakan dua hal yang sangat penting
dalam proses pembelajaran siswa. Mengajarkan sesuatu pada siswa membutuhkan
kewibawaan agar siswa mau diatur dengan senang hati. Kewibawaan harus diawali
dengan keteladanan yang baik. Baik keteladanan dalam lingkup sekolah maupun
dalam lingkup masyarakat. Guru harus senantiasa menjaga wibawanya dengan selalu
bersikap baik sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Guru,
bagi siswa lebih-lebih guru SD adalah sosok yang sempurna. Oleh siswa, guru
dijadikan sosok manusia ideal yang akan ditiru perilakunya dan cara
berpikirnya. Kepribadian guru mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap
minat belajar siswa dan iklim emosional kelas.
Kepribadian guru yang buruk dapat mengakibatkan siswa menganggap remeh gurunya sendiri sehingga siswa menjadi malas belajar. Kasus seperti ini karena siswa tidak merasa segan terhadap guru. Siswa enggan diajar oleh guru tersebut. Kepribadian guru yang baik akan memahami kelakuan anak didiknya sesuai dengan perkembangan jiwa yang sedang dilaluinya. Setiap pertanyaan dari siswa dipahami secara obyektif tanpa dikaitkan dengan prasangka dan emosi yang tidak menyenangkan. Guru yang tidak tahan kritik kerap bersikap negatif dalam menanggapi pertanyaan siswa yang dianggap mengancam harga dirinya. Namun perasaan emosi guru yang mempunyai kepribadian terpadu tampak lebih stabil, optimis dan menyenangkan. Dia dapat memikat hati siswanya, karena setiap anak merasa diterima dan disayangi oleh guru, betapapun sikap dan tingkah lakunya.
Dalam proses pembelajaran, kepribadian guru akan mewarnai iklim emosional kelas. Kepribadian guru akan termanifestasikan dalam bentuk sikap dan perilaku selama mengajar. Guru yang ramah dan penyayang akan menciptakan iklim yang kondusif dan memberikan aura positif terhadap perkembangan psikis siswa. Siswa akan merasa aman, nyaman dan senang belajar di kelas. Siswa juga akan termotivasi untuk belajar dan mau menaati peraturan yang dikeluarkan oleh guru. Sebaliknya, Guru yang keras dan pemarah akan menimbulkan iklim kelas yang mencekam. Kelas yang mencekam dan tidak menyenangkan dapat menimbulkan dampak negatif bagi siswa. Guru yang otoriter membuat siswa merasa tegang dan malas belajar. Biasanya siswa melakukan protes dalam bentuk kenakalan seperti membuat gaduh, tidak memperhatikan pelajaran dan lain-lain. Kondisi kelas yang seperti ini tentu akan menurunkan prestasi belajar siswa.
F. Peranan dan Fungsi Sekolah
Pengertian
Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses melalui
mana manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakatnya, untuk
memperoleh kepribadian dan membangun kapasitas untuk berfungsi baik sebagai
individu maupun sebagai anggota kelompok. Sedangkan menurut Kimball Young dalam
buku Sosiologi Pendidikan karya Ary H. Gunawan mengatakan bahwa
sosialisasi merupakan hubungan interaktif dimana seseorang dapat
mempelajarikebutuhan sosial dan kultural yang menjadikan sebagai anggota
masyarakat. Dari penjelasan ini jelas tampak bahwa sosialisasi merupakan suatu
proses belajar kepada seseorang agar dapat mengetahui segala sesuatu yang
berhubungan dengan masyarakat, agar nanti dapat hidup di masyarakat dengan
layak. Karena itu, sosialisasi merupakan proses belajar bagi seseorang
Sosialisasi
Peserta Didik
Proses sosial pada masyarakat pada
dasarnya akan mengarahkan juga pada masalah proses sosialisasi pada usia anak.
Hal ini cukup beralasan karena anak merupakan bagian dari masyarakat dan
sebagai objek penting dalam proses sosialisasi. Sebagai anggota masyarakat anak
dituntut untuk sanggup hidup dalam masyarakat dengan baik, oleh karena itu anak
perlu mendapatkan pendidikan untuk bersosialisasi dengan baik. Salah satu aspek
penting dalam sosialisasi anak adalah keluarga,anak berinteraksi dengan ayah,
ibu, dan anggota keluarga yang lain, dimana anak memperoleh pendidikan informal
berupa kebiasaan dan kebijakan-kebijakan yang dibuat orang tua terhadap
anaknya. Kebiasaan tersebut bermacam-macam, misalnya tentang cara makan,
bertutur kata, bangun pagi dan kebiasaan-kebiasaan yang bersifat agamis.
Kegiatan tersebut sangat membantu anak dalam proses pembentukan kepribadiannya.
Selanjutnya anak akan bersosialisasi
dengan pendidikan formal di sekolah,dimana mereka menuntut ilmu pengetahuan .
setelah masuk sekolah, anak diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi
serta aturan-aturan sekolah yang berlaku. Ketika pada masa awal anak masuk
sekolah anak kemungkinana ada yang menangis dan tidak betah di sekolah bila
tidak diantar dan tidak didampingi oleh orang tua. Hal ini merupakan suatu
proses adaptasi atau penyesuaian diri anak tersebut terhadap lingkungan baru
dimana dia berada.
Dengan demikian, ketika
anak sudah masuk sekolah bukan berarti tugas orang tua sudah selesai membimbing
dan mendidik anaknya. Sekolah pada dasarnya lebih banyak berfokus pada aspek
pengembangan, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk aspek kejiwaan atau afektif
tidak menjadi focus utama di sekolah, seperti yang diutarakan Ahmad Tafsir,
kurangnya perhatian sekolah terhadap aspek afektif diakrenakan memang sekolah
tidak memungkinkan dapat melakukannya, kendatipun tugas pendidik tidak hanya
mengajar, tetapi juga mendidik.
Peranan dan
Fungsi Sekolah.
Sebagai proses sosialisasi anak, sekolah meiliki
peranan dan fungsi sebagai:
Transmisi Kebudayaan Di dalamnya termasuk norma-norma, nilai-nilai dan
informasi melalui pengajaran langsung, misalnya dengan sifat-sifat warga negara
yang baik.
Mengadakan Kumpulan Sosial Seperti perkumpulan
sekolah, pramuka, olah raga, dan lain sebagainya yang memeberikan kesempatan
kepada anak-anak unruk memepelajari dan memperaktikkan berbagai keterampilan
sosial.
Dalam hal ini pendidik dan pemimpin sekolah memegang
peranan penting.Menggunakan Tindakan Positif. Seperti pujian, hadiah, dan lain
sebagainya.
Memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengembangkan daya
intelektual agar siswa dapat hidup layak.
intelektual agar siswa dapat hidup layak.
Membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam
masyarakat.Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
masyarakat.Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran
keterampilan berbicara dan mengembangkan kemampuan berfikir secara rasional dan
bebas.
Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan
pengetahuan; di samping bertugas untuk mengembangkan pribadi anak didik secara
menyeluruh, fungsi sekolah yang lebih penting sebenarnya adalah menyampaikan
pengetahuan dan melaksanakan pendidikan kecerdasan. Fungsi sekolah dalam
pendidikan intelektual dapat disamakan dengan fungsi keluarga dalam pendidikan
moral.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sosialisasi
Peserta Didik.
Keteladanan orang tua.
Seorang anak akan cenderung bersikap
sopan, santun, patuh, kerja keras, disiplin, religius dan lain-lain, bila orang
tua memiliki keteladanan tentang hal demikian. Seorang guru yang jujur, pandai,
rajin beribadah, disiplin akan mudah diteladani anak didiknya tentang sikap
serupa.
Lingkungan pergaulan.
Pergaulan anak berpengaruh terhadap proses pembentukan
kepribadian anak. Hal lingkungan anak berarti mempengaruhi proses sosialisasi
anak. Orang tua seharusnya sedapat mungkin mengontrol pergaulan anak agar tidak
berpengaruh negative terhadap diri anak itu sendiri. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi pergaulan anak tersebut seperti tempat tinggal, sekolah, dan
masyarakat.
Metode-metode
Sosialisasi Peserta Didik
Metode ganjaran dan hukuman.
Dalam proses sosialisasi, hukuman
diberikan kepada anak yang bertingkah laku salah, tidak baik, kurang pantas,
atau tidak diterima oleh masyarakat. Hukuman dapat berupa fisik atau hukuman
sosial. Pemberian hukuman dimaksudkan agar anak menyadari dan tidak mnegulangi
kesalahannya. Sedangkan ganjaran diberikan kepada anak yang berperilaku baik. Ganjaran
dapat diberikan berupa materil dan non materil. Dengan adanya ganjaran
dimaksudkan agar anak selalu termotivasi agar selalu berbuat baik.
Metode didactic theacing
Metode ini mengutamakan pengajaran
kepada anak tentang berbagai macam pengetahuan dan keterampilan. Metode ini
biasanya digunakan dalam pendidikan sekolah, pendidikan agama, dan sebagainya.
Metode pemberian contoh
Anak-anak cenderung mencontoh semua
tingkah laku orang yang ada di sekitarnya. Dengan memberikan contoh akan
terjadi proses imitasi (peniruan), yang terjadi secara sadar maupun tidak
disadari.
Media-media
Sosialisasi Peserta Didik.
Keluarga.
Yaitu orang pertama yang mengajarkan hal-hal yang
berguna bagi perkembangan dan kemajuan hidup manusia adalah angggota keluarga. Orang
tua atau keluarga harus menjalankan fungsi sosialisasi. Fungsi sosialisasi
merupakan suatu fungsi yang berpa peranan orang tua dalam pembentukan
kepribadian anak.
Teman sepermainan dan sekolah.
Yang merupakan lingkunagn sosial
kedua bagi anak setelah keluarga, dalam kelompok ini anak akan menemukan
berbagai niali dan norma yang berbeda bahkan bertentangan dengan nilai-nilai
yang ada dalam keluarga. Melalui lingkungan sekolah dan teman sebaya anak akan
mulai mengenal harga diri, citra diri, dan hasrat pribadi.
Lingkungan kerja.
Yang merupakan proses sosialisasi
lanjutan. Tempat kerja dimana seseorang mulai berorganisasi secara nyata dalam
suatu sistem.
Media massa.
Yang merupakan sarana dalam proses
sosialisasi karena media banyak memberikan informasi yang dapat menambah
wawasan untuk memahami keberadaan manusia dari perbagai permasalahan yang
terjadi di lingkungan sekitar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kepribadian
guru akan mewarnai iklim emosional kelas. Kepribadian guru akan
termanifestasikan dalam bentuk sikap dan perilaku selama mengajar. Guru yang
ramah dan penyayang akan menciptakan iklim yang kondusif dan memberikan aura
positif terhadap perkembangan psikis siswa. Siswa akan merasa aman, nyaman dan
senang belajar di kelas. Siswa juga akan termotivasi untuk belajar dan mau
menaati peraturan yang dikeluarkan oleh guru.
Dengan itu peran guru sangat diharapkan untuk membentuk kepribadian
siswa di sekolah dan tidak lepas dari itu peran guru di masyarakat tidak lepas
untuk menjalin kerja sama antara orang tua atau wali siswa .
Sekolah
sebagai lembaga pendidikan atau lembaga akademik pun diharapkan demikian.
Sekolah harus hadir sebagai sarana yang pantas bagi para peserta didik dalam
menimbah pengetahuan. Dengan para pendidik dan sarana pendidikan yang ada,
sekolah diharapkan membawa pengaruh bagi perkembangan kepribadian para peserta
didik demi tercapainya kematangan, baik dari segi ilmu pengetahuan, moralitas,
dan sosialitasnya. Karena kita sadar bahwa seorang manusia tidak bisa hidup
seorang diri saja, tetapi kapan dan di manapun ia berada, dia tetap membutuhkan
orang lain sebagai rekan hidupnya.
Jika
sekolah sebagai lembaga pendidikan memberikan yang terbaik bagi para peserta
didiknya, maka sekolah telah memainkan perannya secara tepat den benar. Tetapi,
jika peserta didik berperilaku sebaliknya, maka sekolah perlu mengkaji kembali
apa yang telah dilakukan, agar proses sosial itu
bisa berjalan secara benar dalam kehidupan sosial
Pada
akhirnya setelah seseorang menyelesaikan sekolahnya tersebut orang itu mampu
berprilaku yang baik di kehidupan sosial dan selain itu mampu menerapkan di
dalam kehidupan sehari hari di kehidupan sosial masyarakat
Daftar Pustaka
·
Ahmadi Abu.Sosiologi Pendidikan.2007. Jakarta:PT
Rineka Cipta.
·
Gunawan Ary.Sosiologi
Pendidikan. 2000.Jakarta:PT Rineka Cipta.
·
Supriyatno, Moh. Padil triyo. 2010. sosiologi
pendidikan,cet.II,Malang:UIN-Maliki Press.
·
Koentjaraningrat.2009.Pengantar Ilmu AntropologiJakarta:Rineka Cipta.
·
Kun
Muryati-Juju Suryawati.2007. Sosiologi untuk SMA
dan MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. hlm. 106
0 komentar:
Posting Komentar