MAKALAH
AKTIVITAS
BELAJAR DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Disusun
oleh :
Kelompok
2
1. Fiqi Aulia Rahman (1886206001)
2. M.Hasan Basri
(1886206011)
3. Maria Cristina Dewi (1886206047)
4. Nopri Yanti
(1886206030)
5. Imakulata Prisma D (1886206009)
5. Imakulata Prisma D (1886206009)
6. Elisthina
(1886206023)
Pendidikan
Guru Sekolah Dasar
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Widya Gama Mahakam Samarinda
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan
kekhadirat Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan nikmat-Nya kepada kita semua sehingga
kelompok kami diberikan kelancaran dalam membuat makalah yang berjudul
“Aktivitas Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi”. Shalawat dan salam semoga
selamanya tercurah dan terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para
sahabatnya serta seluruh umatnya termasuk kita yang akan melanjutkan perjuangan
semoga kita akan mendapatkan sya’fatnya nanti di akhirat
Dalam makalah ini kami uraikan berbagai
hal terkait masalah latar belakang faktor belajar , baik itu tujuan maupun
prinsip-prinsip belajar serta beberapa hal lainya yang berkaitan dengan
faktor yang mempengaruhi belajar
Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada seluruh pihak yang
telah mendukung terselesaikanya makalah ini
Kami
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kami pun masih
dalam tahap belajar. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Semoga
Makalah ini memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.
Samarinda, 19 September 2019
PENULIS
DAFTAR ISI
Cover
judul.................................................................................................... i
Kata
Pengantar............................................................................................... ii
Daftar
Isi........................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
Pembahasan.................................................................................................... 3
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................... 19
Daftar
Pustaka............................................................................................... 20
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian terbesar dari proses
perkembangan berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar sendiri atau dengan
bantuan guru, belajar dari buku atau dari media elektronika, belajar di
sekolah, di rumah, di lingkungan kerja, atau di masyarakat.
Menurut
Witherington (1952 h. 165) “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk
ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Menurut Crow and
Crow (1958 h. 225) “belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap baru”, sedangkan menurut Hilgard (1962 h.252) “belajar
adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya
respons terhadap sesuatu situasi”.
Menurut
Vesta and Thompson (1970 h. 112) menyatakan “belajar adalah perubahan tingkah
laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.Menurut Gage and
Berliner (1970 h. 256) “belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
muncul karena pengalaman”.
Menurut Cronbach (1954 h. 49-50)
mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar, meliputi tujuan,
kesiapan, situasi, interpretasi, respons, konsekuensi, dan reaksi terhadap
kegagalan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, maka masalah penelitian yang akan dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasikan pengertian aktivitas belajar
?
2. Mendiskusikan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN BELAJAR
1.
Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa
dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis.
Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis
berupa ketrampilan terintegrasi.Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi,
mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
Sedangkan ketrampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel,
membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan
hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis
penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional,
merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.
“Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada
belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip
yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar”(Sardiman, 2001:93). Dalam
aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu
jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern.Menurut pandangan ilmu jiwa
lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa
modern, aktivitas didominasi oleh siswa.
“Kegiatan belajar / aktivitas belajar sebagi proses
terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi,
tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, pesrta didik yang memahami
situasi, dan pola respons peserta didik ”(Sudjana,2005:105).
Banyak macam- macam kegiatan (aktivitas belajar)
yang dapat dilakukan anak- anak di kelas, tidak hanya mendengarkan atau
mencatat. Paul B. Diedrich (dalam Nasution,2004:9), Membuat suatu daftar yang
berisi 177 macam kegiatan (aktifitas siswa), antara lain:
a) Visual
activities seperti membaca,
memperhatikan:gambar, demonstrasi, percobaab, pekerjaan orang lain dan
sebagainy
b) Oral
activities seperti: menyatakan,
merumuskan, bertanya, member saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interviu,
diskusi, interupsi dan sebagainya.
c) Listening
activities seperti mendengarkan uraian,
percakapan, diskusi, music, pidato dan sebagainya.
d) Writing
activities seperti menulis cerita,
karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya.
e) Drawing
activities seperti menggambar, membuat
grafik, peta diagram, pola, dan sebagainya.
f) Motor
activities seperti melakukan percobaan,
membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang,
dan sebagainya.
g) Mental
activities seperti menanggap, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan
sebagainya.
h) Emotional
activities seperti menaruh minat, merasa
bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.
2. Unsur-unsur
belajar
Cronbach (1954 h.49-50), mengemukakan adanya tujuh
unsur utama dalam proses belajar, yaitu :
a) Tujuan.
Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai.Tujuan itu
muncul untuk memenuhi sesuatu kebutuhan.
b) Kebiasaan.
Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak atau individu perlu
memiliki kesiapan,baik kesiapan fisik dan psikis,kesiapan yang berupa
kematangan untuk melakukan sesuatu,maupun penguasaan pengetahuan dan
kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.
c) Situasi.
Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar. Dalam situasi belajar
ini terlibat tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, orang-orang
yang turut tersangkut dalam kegiatan belajar serta kondisi siswa yang
belajar.Kelancaran dan hasil dari belajar banyak dipengaruhi oleh situasi ini,
walaupun untuk individu dan pada waktu tertentu sesuatu aspek dari situasi
belajar ini lebih dominan sedang pada individu atau waktu lain aspek lain yang
lebih berpengaruh.
d) Interpretasi.
Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi, yaitu melihat
hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari
hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.
e) Respons.
Respons ini mungkin berupa suatu usaha coba-coba (trial anderror), atau usaha
yang penuh perhitungan dan perencanaan ataupun ia menghentikan usahanya untuk
mencapai tujuan tersebut.
f) Konsekuensi.
Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuesi entah itu keberhasilan
ataupun kegagalan, demikian juga dengan respons atau usaha belajar siswa.
g) Reaksi
terhadap kegagalan. Selain keberhasilan, kemungkinan lain yang diperoleh siswa
dalam belajar adalah kegagalan.Perasaan ini akan menimbulkan perasaan sedih dan
kecewa.Reaksi siswa terhadap kegagalan dalam belajar bermacam-macam.Kegagalan
bisa menurunkan semangat, dan memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya,
tetapi juga sebaliknya, kegagalan membangkitkan semangat yang berlipat ganda
untuk menebus dan menutupi kegagalan tersebut.
h) Belajar,
refleks, dan insting
i)
Proses belajar ditandai oleh adanya
perubahan padaperilaku individu, tetapi tidak semua perubahan pada perilaku
individu terjadi karena belajar. Perilaku atau kemampuan tertentu dikuasai oleh
individu karena refleks.Untuk menghindarkan diri dari bahaya atau
gangguan-gangguan tertentu, individu melakukan gerakan-gerakan refleks, seperti
mengedipkan mata, menarik tangan dari sengatan api, meloncat apabila akan
terjatuh dll. Gerakan-gerakan ini merupakan kecakapan yang dimiliki individu
tanpa dipelajari, suatu kemampuan pertahanan diri yang sifatnya otomatis.
j)
Belajar, coba-coba, kebiasaan, dan
pemecahan masalah
k) Perbuatan
belajar bervariasi mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang sangat
kompleks, dari yang tanpa pemikiran sampai dengan pemikiran yang mendalam.Salah
satu bentuk usaha belajar yang sederhana dan tanpa pemikiran adalah belajar
melalui coba-coba atau trial and error.Banyak perbuatan yang dilakukan oleh
individu hanya melalui coba-coba.Bila pesawat radio kita tiba-tiba tidak
berbunyi, mungkin kita coba buka tutupnya lalu dipegang dan digoyang-goyangkan
bagian tertentu dengan harapan tiba-tiba berbunyi kembali. Mungkin saja dengan
usaha seperti itu berhasil, karena secara kebetulan memang ada bagian yang letaknya berubah sedikit,
tetapimungkin juga gagal karena penyebabnya tidak sesederhana itu. Pada waktu
ulangan atau ujian para siswa tidak jarang pula memecahkan soal hanya melalui
coba-coba atau tebak-tebakan.Bentuk perubahan belajar yang cukup kompleks dan
menuntut penggunaan kemampuan berpikir yang cukup tinggi adalah pemecahan
masalah.Dalam kehidupannya individu manusia selalu dihadapkan pada
masalah-masalah yang harus dipecahkannya.Sebenarnya melalui usaha pemecahan
masalah inilah manusia mampu berkembang lebih cepat dan lebih tinggi dari
makhluk lainnya. Manusia mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya
karena ia memiliki kemampuan berpikir, yaitu kemampuan untuk menggunakan rasio
atau intelek. Dengan kemampuan berpikir ini individu manusia mampu menganalisis
situasi, melihat hubungan antara unsusr-unsur dalam situasi tersebut, menarik
kesimpulan unsure mana yang menjadi kunci pemecahan masalah tersebut.Belajar
melalui kegiatan pemecahan masalah tidak hanya berlangsung disekolah tetapi
juga dirumah, ditempat bermain, dalam situasi kerja dsb, pemecahan masalah yang
sederhana ataupun yang sangat kompleks.
3.
Tipe-tipe belajar
Dalam
buku The Conditions of Learning (1970) Gagne mengemukakan 8 tipe belajar, yang
membentuk suatu hierarki dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling
kompleks, yaitu :
a) Belajar
tanda-tanda atau signal learning.
b) Belajar
perangsang-jawaban atau stimulus-respons learning.
c) Rantai
perbuatan atau chaining.
d)
Hubungan verbal atau verbal association.
e) Belajar
membedakan atau discrimination learning.
f)
Belajar konsep atau concept lerning
g) Belajar
aturan-aturan atau rule learnig
h) Belajar
pemecahan masalah atau problem solving earing
B. Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar
1. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Proses Belajar
Secara
umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil Wajar dibedakan atas dua kategori,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal
Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu
sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
§ Faktor
Internal
Faktor
internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis
dan psikologis.
§ Faktor
fisiologis
Faktor-faktor
fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama,
keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi
aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan
pengaruh positif terha dap kegiatan belajar individu. Sebalikrtya, kondisi
fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang
maksimal. Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar,
maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Cara untuk menjaga
kesehatan Jasmani antara lain adalah:
Menjaga
pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh,
karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu,
dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar;
Rajin berolahraga agar
tubuh selalu bugat dan sehat;
Istirahat yang cukup
dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi
jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi
pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra.
Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan
baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala
informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat
mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas
belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu
menjaga pancaindra dengan baik, baik secara preventif maupun yang,bersifat
kuratif, dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan,
memeriksakan kesehat an fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan
yang bergizi, dan lain sebagainya.
2. Faktor
psikologis
Faktor-faktor
psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses
belajar. Bebera pa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar
adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
3. Kecerdasan/inteligensi
siswa
Pada
umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampu an psiko-fisik dalam mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja,
tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan
kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang
lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive
control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan
merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa,
karena itu menenentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat inteli
gensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses
dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin
sulit indivi du itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu
bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya.
Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka
pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon
guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan
siswanya.
Pemahaman
tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orangtua dan guru atau
pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau
psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan
yang mana, amat superior, superior, rata rata, atau mungkin lemah mental.
Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berhar
ga untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat
kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan
yang akan diberikan kepada siswa.
4. Motivasi
Motivasi
adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasilah yang mendo rong siswa inginn melakukan kegiatan belajar. Para ahli
psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang
aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin,
1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. Dari sudut
sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yairu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motiva si intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam
diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang
siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca,
karena memba ca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi
juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik
memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih
lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).
Menurut Arden N.
Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar
antara lain adalah:
Dorongan ingin tahu dan
ingin menyelediki dunia yang lebih luas;
Adanya sifat positif
dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju
Adanya keinginan untuk
mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misal
kan orangtua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebagainya;
Adanya kebutuhan untuk
menguasai ilmu atau pengeta huan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik
adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh
terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, reladan
guru orangtua, dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungan secara
positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.
5. Minat
Secara
sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003), minat
bukanlah istilah yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya
terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun
lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi,
karena memberi penga ruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang
tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak
mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau
pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi
pelajaran yang akan dipelajarinya.
Untuk
membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan.
Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik
mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain
pembelajaran yang membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari,
melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik)
sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat
mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah
baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan
minatnya.
6. Sikap
Dalam
proses belajar, sikap individu dapat memeng aruhi keberhasilan proses
belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap
terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun
negatif (Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan
senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan
sekitarnya. Dan untuk mengan tisipasi munculnya sikap yang negatif dalam
belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan
bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,
seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha
mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus
kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik
dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan
tidak menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang dipelajari
bermanfaat bagi diri siswa.
7. Bakat
Faktor
psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum,
bakat(aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003).
Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisi kan bakat sebagai kemampuan
umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah
kemampuan seseorangyang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam
proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang
sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga
kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada
dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi
belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga
diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melaku kan tugas tertentu
tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki
bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap segala informasi yang berhubung an
dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang bahasa
akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri.
8. Faktor
faktor eksogen/eksternal
Selain
karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga
dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan
bahwa faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
nonsosial.
9. Lingkungan
social
Lingkungan
sosial masyarakat.
Kondisi
lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa.
Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memer
lukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan
belum dimilikinya.
10. Lingkungan
sosial keluarga.
Lingkungan
ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat
orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya
dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota
keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa
melakukan aktivitas belajar dengan baik.
11. Lingkungan
sosial sekolah,
Seperti
guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar
seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi
bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua,
dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimili ki oleh anaknya atau
peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak
memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakat nya.
12. Lingkungan
nonsosial.
Faktor faktor yang
termasuk lingkungan nonsosial adalah:
Lingkungan
alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar
yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang
sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupa kan faktor-faktor yang
dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan
alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
13. Faktor
instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam.
Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas
belajar, lapanganolahraga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain
sebagainya.
14. Faktor
materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan
dengan usia perkembang an siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru
harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat
diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
Prinsip-prinsip
belajar
Ø Beberapa
prinsip umum belajar :
Ø Belajar
merupakan bagian dari perkembangan.
Ø Belajar
berlansung seumur hidup.
Ø Keberhasilan
belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, factor lingkungan, kematangan
serta usaha dari individu sndiri.
Ø Belajar
mencakup semua aspek kehidupan.
Ø Kegiatan
belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu.
Ø Belajar
berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru.
Ø Belajar
yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.
Ø Perbuatan
belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling
sederhana sampai dengan yang sangat kompleks.
Ø Dalam
belajar dapat terjadi hambatan-hambatan.
Ø Untuk
kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bantuan atau bimbingan dari orang
lain.
Beberapa
Teori Belajar
Ø Teori
disiplin mental
Ø Teori
behaviorisme
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Individu
selalu berkembang, sebagian besar perkembangan tersebut diperoleh melalui
belajar.Ada dua hal penting dalam belajar.Pertama belajar berlangsung melalui
pengalaman.Pengalaman sendiri, bersama guru atau teman, menggunakan buku,
internet ataupun pengalaman langsung. Kedua, melalui proses belajar dian.
Perubahan ke arah yang lebih tinggi, lebih berkualitas, lebih baik, tetapi bisa
saja ke arah yang kurang baik, baik yang nampak maupun tidak nampak.Ada
beberapa perubahan yang tidak karena pengalaman, yaitu karena refleks, instink
dan pengaruh obat-obatan.Perubahan demikian tidak termasuk belajar.
Cronbach
menekankan beberapa unsur penting dalam belajar, yaitu: tujuan, kesiapan,
situasi, interpretasi, respons, konsekuensi dan reaksi atas kegagalan. Kegiatan
belajar bisa melalui proses sederhana ataupun kompleks. Belajar yang sederhana
adalah :trial and error, pembiasaan dan meniru, sedangkan belajar yang komleks
adalah belajar penelitian dan pemecahan masalah. Gagne membagi belajar atas
beberapa tipe, yaitu belajar: tanda-tanda, stimulus-respons, rantai perbuatan,
hubungan verbal, belajar membedakan, konsep, aturan-aturan dan pemecahan
masalah.
Proses
dan hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor internal baik yang bersifat
fisik maupun psikis, dan factor eksternal dalam lingkungan keluarga, sekolah,
pekerjaan ataupun masyarakat luas. Beberapa prinsip dalam belajar, menegaskan
bahwa belajar: merupakan bagian dari perkembangan, berlangsung seumur hidup,
dipengaruhi faktor bawaan, lingkungan dan kematangan, mencakup semua aspek
kehidupan, berlangsung pada setiap tempat dan waktu, dengan guru atau tanpa
guru, bervariasi dari yang sederhana sampai yang kompleks. Belajar yang
berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi, dalam belajar terjadi
hambatan, dan untuk belajar tertentu atau mengatasi hambatan diperlukan bantuan
dari guru atau yang lain.
B. Saran
Dari
uraian di atas penulis mengharapkan untuk para pendidik untuk lebih memahami
aktivitas belajar bagi pesertadidikagar proses belajar mengajar berlangsung
dengan lancar.
Dengan
adanya makalah ini penulis mengharapkan adanya kesadaran bagi peserta didik
agar lebih memahami pelajaran dengan baik.
Dengan
adanya makalah ini penulis mengharapkan adanya kepedulian dari pemerintah
mengenai dunia pendidikan untuk para penerus bangsa dengan adanya dukungan
sarana dan prasarana yang memadai.
DAFTAR
PUSTAKA
Wahyu Utomo,
Lilik.2007.Psikologi Belajar.Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Syaodih
Sukmadinata,Nana.2007.Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosda Karya
0 komentar:
Posting Komentar